TANJUNG REDEB PORTALBERAU– Menteri Kelautan dan Perikanan telah menetapkan Pulau Maratua dan Pulau Sambit sebagai salah satu kawasan pengembangan strategis ekonomi biru.
Kepala Dinas Perikanan Berau, Tenteram Rahayu mengungkapkan, program tersebut difungsikan sebagai mitigasi bencana dan menjadi sumber pendapatan langsung maupun tidak langsung bagi masyarakat di dua pulau tersebut.
Jelasnya, ekonomi biru merupakan bentuk usaha dalam pembangunan daerah berbasis kelautan. Kita perlu membangun kesadaran bersama untuk mengawali pembangunan daerah dengan mengutamakan potensi kelautan, terutama bagi daerah berkarakter kepulauan dan wilayah pesisir seperti Bumi Batiwakkal.
“Pemerintah sendiri juga mendukung pengembangan daya tarik Maratua sebagai Kawasan Strategis Nasional Tertentu (KSNT),” tutur Tenteram Rahayu, Jumat (12/11/21).
Sebagai bentuk dukungan pemerintah daerah (Pemda), melalui Dinas Perikanan yang bekerjasama dengan yayasan konservasi, pihaknya berencana akan melakukan kajian budidaya karang hias sebagai salah satu sumber alternatif mata pencarian bagi masyarakat pesisir dengan bermitra dengan masyarakat pembudidaya karang hias Bali dan Banyuwangi.
“Untuk teknis kami masih meminta pendapat dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) sesuai daya dukung dan daya tampung karang hias di Pulau Maratua,” terangnya.
Pengelolaan kawasan mangrove di maratua juga menjadi perhatian tersendiri, terlebih dengan terbitnya Perda Kabupaten Berau nomor 5 tahun 2020 tentang Pengelolaan Ekosistem Mangrove di Area Penggunaan Lain (APL). Menurutnya walaupun secara ruang lingkup Maratua tidak masuk dalam kegiatan tersebut, tetapi diharapkan dapat menjadi model pengelolaan bagi pengambil kebijakan pulau Maratua.
Ia menambahkan, ekonomi biru diharapkan mampu menciptakan destinasi wisata yang berbasis wisata bahari dan budaya dalam penguatan ekonomi lokal dengan bermitra dengan swasta dan pemerintah kampung dalam hal peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM), penguatan kelembagaan dan jejaring wisata.
“Intinya pariwisata itu membutuhkan kelestarian, makanya harus ramah lingkungan,” tutup Tenteram Rahayu. (Yud/Ded)