TANJUNG REDEB, PORTALBERAU – Pemkab Berau mengikuti Rapat Koordinasi Antisipasi Ancaman Bencana Hidrometeorologi Basah menghadapi puncak musim hujan akhir 2025 hingga awal 2026, yang digelar secara nasional dan berlangsung di Ruang Rapat Kantor Kominfo Berau.
Rapat yang dipimpin Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) itu memaparkan potensi meningkatnya intensitas hujan di sejumlah wilayah Indonesia, termasuk Kalimantan Timur, serta pentingnya memperkuat sistem peringatan dini, koordinasi lintas sektor, dan kesiapsiagaan masyarakat.
Kabupaten/kota diminta menyiapkan personel, sarana prasarana, jalur evakuasi, hingga logistik dasar untuk mengantisipasi kemungkinan banjir, tanah longsor, angin kencang, dan dampak turunan lainnya.
Dalam paparannya, BMKG menyebut sebagian wilayah Indonesia diperkirakan memasuki periode hujan lebat hingga sangat lebat pada Januari–Maret 2026. Pemerintah daerah diminta rutin memperbarui informasi prakiraan cuaca mingguan, peringatan dini 3 harian, dan nowcasting 1–6 jam ke depan sebagai dasar pengambilan keputusan di lapangan.
BMKG juga menekankan pentingnya pemantauan melalui kanal resmi agar informasi yang diterima masyarakat tetap akurat dan terverifikasi.
BNPB melaporkan, sepanjang 2025 telah tercatat lebih dari tiga ribu kejadian bencana di Indonesia, dengan 99 persen didominasi bencana hidrometeorologi.
Karena itu, pemerintah daerah diminta memperkuat langkah preventif melalui, pengecekan sarana prasarana kebencanaan, kesiapan personel dan logistik, penataan jalur evakuasi, serta pembersihan drainase dan daerah aliran sungai.
Kepala daerah juga diminta segera menetapkan status siaga darurat jika diperlukan, agar dukungan pusat bisa segera digerakkan.
Dalam rapat tersebut, Bupati Berau Sri Juniarsih Mas yang diwakili Asisten I Setda Berau, M. Hendratno, menegaskan bahwa Pemkab Berau akan menindaklanjuti seluruh arahan pemerintah pusat dengan memperkuat koordinasi lintas OPD, BPBD, TNI-Polri, serta pemerintah kecamatan dan kampung.
“Pemerintah Kabupaten Berau berkomitmen meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana hidrometeorologi. Kami akan memastikan personel, peralatan, dan jalur evakuasi disiapkan, termasuk langkah-langkah preventif di wilayah yang berisiko,” kata Hendratno mewakili Bupati.
Ia juga menekankan pentingnya peran masyarakat dalam mengantisipasi potensi bencana.
“Masyarakat kami imbau untuk selalu mengikuti informasi resmi BMKG dan BPBD, menjaga saluran drainase, serta segera melapor bila menemukan kondisi yang berpotensi membahayakan. Keselamatan warga menjadi prioritas utama,” ujarnya.
Menurutnya, Pemkab Berau juga akan mengoptimalkan posko siaga, patroli kawasan rawan, serta edukasi mitigasi kepada warga bantaran sungai dan daerah perbukitan.
Menutup arahannya, Hendratno menyampaikan instruksi Bupati agar seluruh jajaran bergerak cepat dan responsif apabila terjadi kondisi darurat.
“Sinergi lintas sektor harus berjalan efektif. Kita tidak hanya siap saat bencana terjadi, tetapi juga memperkuat langkah pencegahan agar dampaknya dapat diminimalkan,” kuncinya. (*/)
Penulis: Wahyudi
Editor: Ikbal Nurkarim





