TANJUNG REDEB, PORTALBERAU– Bupati Berau, Sri Juniarsih Mas, menyoroti perlambatan pertumbuhan ekonomi daerah yang saat ini berada di peringkat empat terbawah secara regional.
Kondisi tersebut menjadi perhatian serius pemerintah daerah, khususnya dalam merumuskan kebijakan fiskal dan arah pembangunan ekonomi ke depan.
Sri mengungkapkan, perlambatan ekonomi ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk masih kuatnya ketergantungan daerah terhadap sektor-sektor primer yang rentan terhadap fluktuasi global.
“Dari faktor ekonomi, memang daerah kita mengalami perlambatan. Ini menjadi catatan penting bagi kami. Saya sudah meminta dinas terkait untuk menjadikan kondisi ini sebagai perhatian bersama agar ke depan tidak terulang,” ungkapnya.
Menurutnya, struktur ekonomi Berau selama ini masih didominasi oleh sektor tertentu, sehingga ruang gerak ekonomi menjadi terbatas ketika terjadi tekanan eksternal.
“Penyelenggaraan ekonomi kita ini masih didominasi oleh sektor-sektor yang sama. Ini yang membuat pertumbuhan ekonomi kurang bergerak cepat,” jelasnya.
Menjawab tantangan tersebut, dirinya menegaskan pentingnya melakukan diversifikasi ekonomi secara bertahap dan terarah. Salah satu langkah strategis yang kini didorong adalah mempercepat transisi ekonomi menuju sektor pariwisata sebagai sumber pertumbuhan baru.
“Yang jelas, saat ini kita masih bergantung pada sumber daya alam. Namun ke depan, kita harus mulai bertransisi ke sumber daya pariwisata. Bukan meninggalkan yang lama, tapi menyeimbangkan dan memperluas sumber pertumbuhan,” tegasnya.
Ia menilai sektor pariwisata memiliki potensi besar untuk menjadi pengungkit ekonomi daerah, mengingat Berau memiliki kekayaan alam dan destinasi unggulan yang sudah dikenal hingga tingkat nasional maupun internasional.
“Pariwisata ini bukan hanya soal destinasi, tapi juga membuka ruang ekonomi lain seperti UMKM, jasa, transportasi, hingga ekonomi kreatif,” tuturnya.
Terkait kebijakan fiskal, Sri mengakui ruang fiskal daerah saat ini cukup terbatas, terutama setelah adanya penyesuaian kebijakan pusat, termasuk berkurangnya dana bagi hasil.
“Kondisi fiskal daerah juga perlu kita sikapi dengan bijak. Ketika dana bagi hasil dipotong dan ruang fiskal terbatas, maka semua potensi yang kita miliki harus dimanfaatkan secara optimal,” katanya.
Ia menegaskan, pemerintah daerah harus mampu mengelola sumber daya yang ada secara efektif agar roda perekonomian tetap berjalan, meski dalam kondisi tekanan fiskal.
“Daerah harus tetap bergerak. Semua sektor harus berjalan bersama, supaya ekonomi tetap tumbuh meski tantangannya besar,” ujarnya.
Sri berharap, dengan perencanaan yang matang dan kolaborasi lintas sektor, Berau dapat keluar dari tekanan perlambatan ekonomi dan kembali mencatatkan pertumbuhan yang lebih stabil dan berkelanjutan.
“Ini bukan pekerjaan instan, tapi kita harus mulai dari sekarang agar arah pembangunan ekonomi Berau ke depan lebih kuat dan beragam,” kuncinya. (*/)
Penulis: Wahyudi
Editor: Ikbal Nurkarim





