TANJUNG REDEB, PORTALBERAU – Duka mendalam menyelimuti Provinsi Aceh setelah banjir dan longsor melanda sejumlah wilayah dalam beberapa hari terakhir.
Bencana tersebut menyebabkan kerusakan parah, korban jiwa, serta ribuan warga yang harus mengungsi. Pemerintah daerah pun telah menetapkan status darurat bencana.
Di lapangan, proses evakuasi dan pencarian korban terus dilakukan meski menghadapi kendala akses.
Beberapa lokasi masih sulit dijangkau karena jalan tertutup material longsor maupun banjir yang belum surut sepenuhnya.
Peristiwa ini tidak hanya mengguncang masyarakat Aceh, tetapi juga menggugah empati dari berbagai daerah di Indonesia. Salah satunya datang dari Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, melalui seorang pengusaha lokal, H. Abidinsyah.
Dalam sebuah video singkat yang beredar, Abidinsyah menyerukan ajakan bantuan kepada seluruh masyarakat.
Ia meminta para pengusaha, tokoh masyarakat, hingga anggota legislatif untuk bersama-sama memberikan perhatian dan dukungan nyata bagi para korban.
“Saya mengajak para pengusaha, baik yang namanya besar maupun yang bekerja dalam diam, juga para wakil rakyat di parlemen, untuk turun tangan membantu saudara-saudara kita di Aceh,” ucapnya.
Ia menegaskan bahwa besaran bantuan bukanlah ukuran. Menurutnya, kepedulian adalah hal paling penting saat ini.
“Sekecil apa pun bantuannya, itu tetap berarti. Kondisi mereka saat ini benar-benar membutuhkan uluran tangan kita,” tambahnya.
Data sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh mencatat sedikitnya 30 korban meninggal dunia, tersebar di empat kabupaten.
Angka tertinggi berada di Aceh Tengah dan Bener Meriah, sementara sejumlah warga masih dinyatakan hilang.
Di Aceh Tengah, longsor merenggut setidaknya 15 korban jiwa. Di Kabupaten Bener Meriah, 11 orang meninggal dan 13 lainnya belum ditemukan.
Banjir bandang di Aceh Utara menewaskan dua warga, sementara Aceh Tenggara dilaporkan kehilangan dua korban jiwa lainnya.
Di tengah situasi darurat tersebut, gelombang solidaritas dari berbagai daerah menjadi kekuatan moral dan logistik bagi masyarakat terdampak.
Seruan kemanusiaan dari Berau menjadi salah satu pengingat bahwa empati dan aksi nyata dapat melampaui jarak dan batas wilayah. (*/)




