TANJUNG REDEB, PORTALBERAU – Program bantuan pangan dari pemerintah pusat kembali bergulir di Kabupaten Berau. Tak hanya membantu masyarakat berpenghasilan rendah, program ini juga berdampak positif pada perekonomian lokal.
Pasalnya, beras yang disalurkan kepada 51 ribu kepala keluarga (KK) penerima manfaat berasal dari hasil panen petani Berau sendiri.
Kepala Perum Bulog Cabang Berau, Lucky Ali Akbar, mengatakan penyaluran bantuan pangan kali ini mencakup 13 kecamatan.
Setiap keluarga penerima manfaat (KPM) mendapat 10 kilogram beras dan dua liter minyak goreng per bulan untuk alokasi Oktober dan November 2025.
“Program ini merupakan kegiatan rutin dari pemerintah pusat yang sudah berjalan sejak awal tahun. Tujuannya membantu masyarakat yang ekonominya masih tergolong rentan agar tetap bisa memenuhi kebutuhan pangan pokok,” ujarnya, Kamis (13/11/25).
Ia menuturkan, data penerima bantuan ditetapkan langsung oleh Kementerian Sosial (Kemensos) melalui sistem yang telah diverifikasi secara nasional.
Bulog berperan sebagai pelaksana distribusi, sementara Dinas Pangan Kabupaten Berau ikut memantau kelancaran dan kualitas bahan pangan selama proses penyaluran.
“Kami ini hanya sebagai operator lapangan. Data penerima sudah ditentukan pusat, begitu pula jadwal dan mekanisme penyalurannya. Kami pastikan semua berjalan sesuai ketentuan,” ujarnya.
Program ini, lanjut Lucky, terus berlanjut dari tahun 2023 hingga 2024. Jika sebelumnya hanya menyalurkan beras, kini bantuan ditambah minyak goreng sebagai komoditas tambahan.
Hal itu diharapkan mampu membantu keluarga penerima memenuhi kebutuhan pokok dengan lebih seimbang.
“Tahun ini istimewa karena ada dua jenis bantuan sekaligus. Tapi untuk tahun depan kami masih menunggu keputusan pemerintah pusat, apakah program ini akan dilanjutkan atau tidak, tergantung kebijakan anggaran,” jelasnya.
Selain membantu masyarakat, Bulog juga memastikan program ini menjadi salah satu bentuk dukungan terhadap petani lokal.
Seluruh beras bantuan merupakan hasil serapan gabah dari petani Berau yang kemudian diolah dan disimpan di gudang Bulog sebelum disalurkan.
“Beras yang kami salurkan semuanya berasal dari petani Berau. Jadi dari proses pembelian gabah, penyimpanan, hingga distribusi, semuanya dilakukan di daerah ini. Dengan begitu, perputaran ekonomi juga terjadi di tingkat lokal,” tegasnya.
Lebih dari 100 ton beras lokal telah disalurkan untuk memenuhi kebutuhan bantuan pangan tahap ini.
Lucky berharap keberlanjutan program ini tidak hanya membantu mengurangi beban masyarakat, tetapi juga menjaga stabilitas harga beras di pasaran.
Pihaknya, ingin program ini terus memberikan manfaat ganda, baik untuk masyarakat penerima maupun bagi petani yang menjadi penopang produksi pangan daerah.
“Harapannya, ekonomi Berau semakin bergerak dan masyarakat makin sejahtera,” kuncinya. (*/)
Penulis : Muhammad Izzatullah
Editor : Ikbal Nurkarim





