TANJUNG REDEB, PORTALBERAU – Pemkab Berau melalui Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) bekerja sama dengan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Berau kembali menunjukkan komitmennya dalam pengembangan ekonomi kreatif berbasis potensi daerah.
Salah satunya melalui pelatihan pembuatan sarung tenun yang digelar di Kampung Sukan Tengah, Kecamatan Sambaliung.
Program pelatihan berlangsung selama 10 hari, mulai 3 hingga 12 November 2025, dengan jumlah peserta sebanyak 15 orang yang terdiri dari warga dan calon perajin tenun.
Mereka dibimbing langsung oleh instruktur ahli mulai dari proses pengenalan alat, teknik dasar menenun, pemilihan pola dan warna, hingga menghasilkan produk sarung tenun yang siap dipasarkan.
Dalam kesempatannya, Kepala Diskoperindag Berau, Eva Yunita, mengatakan pelatihan ini tidak sekadar mengajarkan teknik menenun, tetapi juga bertujuan untuk menumbuhkan usaha kreatif warga desa agar mampu mandiri dan berkembang menjadi pelaku UMKM yang berdaya saing.
“Kami ingin pelatihan ini menjadi titik awal bagi para peserta untuk dapat mengembangkan usaha kerajinan. Sarung tenun memiliki nilai ekonomi yang tinggi, dan pasar kerajinan Berau masih sangat terbuka,” ungkap Eva.
Lanjutnya, industri kerajinan berbasis budaya seperti tenun memiliki potensi besar untuk menjadi ikon daerah. Apalagi Berau dikenal dengan kekayaan budaya yang khas, termasuk tradisi menenun yang sudah ada sejak lama di beberapa kampung.
“Tenun bukan hanya kerajinan, tapi bagian dari identitas budaya. Melalui pelatihan ini, kami ingin masyarakat tidak hanya bisa membuat, tetapi juga bangga mengenakannya sebagai produk asli Berau,” ujarnya.
Selain mengajarkan teknik menenun, Diskoperindag dan Dekranasda juga memberikan materi tentang pengemasan produk dan strategi pemasaran, termasuk pemanfaatan platform digital agar hasil karya warga dapat dikenal secara luas.
Selain itu, pelatihan ini mendapatkan antusiasme besar dari peserta. Mereka mengaku kegiatan tersebut membuka peluang usaha baru, terutama bagi ibu-ibu rumah tangga yang ingin meningkatkan pendapatan keluarga tanpa harus meninggalkan kampung.
Eva menyampaikan bahwa pihaknya bersama Dekranasda akan terus memberikan pendampingan lanjutan, mulai dari peningkatan kualitas produk hingga membantu pemasaran melalui pameran dan marketplace.
“Setelah pelatihan selesai, kami tidak akan melepas begitu saja. Program pembinaan dan pemasaran tetap kami lakukan agar produk sarung tenun Sukan Tengah bisa bersaing dengan daerah lain,” tegasnya.
Eva berharap sarung tenun Sukan Tengah dapat menjadi produk unggulan berbasis budaya yang mampu mendorong pertumbuhan sektor UMKM sekaligus menjadi daya tarik wisata ekonomi kreatif di Kabupaten Berau. (*/)
Penulis: Wahyudi
Editor: Ikbal Nurkarim





