TANJUNG REDEB, PORTALBERAU– Peringatan Hari Jadi ke-72 Kabupaten Berau sekaligus HUT ke-215 Kota Tanjung Redeb tahun ini berlangsung dengan nuansa berbeda. Tidak ada hiruk-pikuk panggung hiburan maupun rangkaian kegiatan seremonial yang biasanya memenuhi pusat kota.
Bupati Berau, Sri Juniarsih, menegaskan bahwa pemerintah daerah memilih langkah lain dengan mengutamakan kegiatan yang langsung menyentuh kebutuhan masyarakat, yakni melalui program pasar murah.
“Tahun ini memang banyak berbeda. Kami tidak menggelar acara-acara besar, tapi memilih mengalihkan anggaran untuk kegiatan yang manfaatnya bisa langsung dirasakan warga,” ujar Sri usai rapat paripurna di Kantor DPRD Berau, Senin (15/9/25) kemarin.
Setidaknya, lebih dari 10 agenda tahunan yang biasanya menjadi bagian dari perayaan hari jadi dibatalkan. Termasuk kegiatan di kampung-kampung, yang tahun ini ditiadakan. Namun, sebagai bentuk representasi, seluruh kepala kampung tetap diundang menghadiri sidang paripurna.
“Kami ingin ada simbol kehadiran masyarakat kampung melalui para kepala kampung yang datang ke paripurna,” terangnya.
Menurutnya, keputusan untuk meniadakan berbagai event besar ini tidak lepas dari arahan pemerintah pusat yang mendorong daerah untuk lebih bijak dalam menggunakan anggaran. Karena itu, dana yang semestinya digunakan untuk kegiatan hiburan dialihkan ke program bantuan sembako melalui pasar murah.
Ribuan paket kebutuhan pokok disiapkan untuk dibagikan kepada masyarakat. Harapannya, pasar murah tidak hanya menjadi pengganti acara seremonial, tetapi juga membantu meringankan beban warga sekaligus menekan angka inflasi.
“Melalui pasar murah ini, kami ingin masyarakat benar-benar merasakan kehadiran pemerintah. Selain itu, kegiatan ini juga bagian dari upaya menjaga stabilitas harga di Berau,” jelasnya.
Langkah Pemkab Berau ini sekaligus menandai pergeseran fokus dari sekadar perayaan simbolis menuju kebijakan yang lebih berdampak langsung bagi masyarakat.
“Melalui pendekatan ini, kami berharap momentum hari jadi tetap bermakna, meskipun tanpa gemerlap pesta rakyat,” kuncinya. (*/)
Penulis: Muhammad Izzatullah
Editor: Dedy Warseto





