TANJUNG REDEB, PORTALBERAU – Upaya mengatasi kerawanan pangan di Kabupaten Berau tidak bisa hanya mengandalkan satu pihak. Pemerintah daerah menekankan perlunya sinergi lintas sektor agar program yang digulirkan benar-benar menyentuh masyarakat, khususnya di kampung-kampung yang masih tergolong rawan secara ekonomi maupun akses terhadap kebutuhan dasar.
Wakil Bupati Berau, Gamalis, menegaskan bahwa isu kerawanan pangan tidak boleh dianggap sepele. Menurutnya, diperlukan kerja sama menyeluruh antara pemerintah, Forkopimda, aparat keamanan, hingga perusahaan yang beroperasi di wilayah Berau.
“Kalau kita berpikir tanpa koordinasi yang baik, eksekusi di lapangan tidak akan maksimal. Kegiatan untuk mengurangi atau menghilangkan status tersebut di 11 kampung ini harus benar-benar terintegrasi,” ujarnya.
Gamalis juga mengingatkan bahwa Presiden RI, Prabowo Subianto, telah menginstruksikan pemerintah daerah untuk mendorong masyarakat bercocok tanam, terutama tanaman pangan strategis seperti jagung dan padi.
Menurutnya, langkah ini penting agar setiap daerah mampu memperkuat ketahanan pangannya sendiri.
“Kalau masyarakat bisa menanam kebutuhan pokok secara mandiri, otomatis ketergantungan akan berkurang. Ini sekaligus menjadi solusi jangka panjang agar kita tidak lagi masuk dalam kategori rawan pangan,” jelasnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pangan Berau, Rakhmadi Pasarakan, menyampaikan bahwa penyaluran ini merupakan bagian dari program pemberdayaan dan perlindungan sosial yang difokuskan kepada masyarakat di kampung yang memiliki keterbatasan akses dan tingkat kesejahteraan yang masih rendah.
“Kami terus berupaya hadir di tengah masyarakat, terutama mereka yang membutuhkan. Penyaluran sembako ini adalah bentuk kepedulian dan tanggung jawab kami dalam menjaga stabilitas pangan bagi keluarga kurang mampu,” ujar Rakhmadi saat dikonfirmasi pada Kamis (31/7/25).
Adapun 11 kampung yang menjadi sasaran bantuan ini antara lain Kampung Tanjung Batu, Tasuk, Siduung Indah, Punan Malinau, Punan Mahkam, Punan Segah, Merabu, Biatan Ulu, Tanjung Prepat, Pantai Harapan, dan Teluk Sumbang.
“Pemilihan kampung ini didasarkan pada hasil pendataan dan pemetaan wilayah yang menunjukkan kebutuhan intervensi lebih lanjut dalam hal ketersediaan pangan bagi masyarakatnya,” jelasnya.
Setiap kepala keluarga penerima bantuan mendapatkan satu paket sembako yang terdiri dari beras 10 kilogram, gula pasir 2 kilogram, minyak goreng 2 liter, dan telur satu piring. Bantuan ini, kata Rakhmadi, bertujuan untuk sedikit meringankan beban pengeluaran rumah tangga, khususnya dalam memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari.
“Kami berharap bantuan ini bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh para penerima, dan tentu saja, kami akan terus memantau perkembangan di lapangan agar program ini bisa berjalan tepat sasaran,” tegasnya.
Pemerintah Kabupaten Berau berharap, dengan sinergi antara pemerintah, aparat, dan dunia usaha, program penanganan kerawanan pangan ini dapat berjalan berkesinambungan. Sehingga masyarakat tidak hanya menerima bantuan sesaat, tetapi juga memperoleh solusi jangka panjang untuk meningkatkan taraf hidup mereka. (ADV)
Penulis: Muhammad Izzatullah
Editor: Dedy Warseto