TANJUNG REDEB, PORTALBERAU- Wakil Ketua I DPRD Kabupaten Berau, Subroto, menyoroti kondisi memprihatinkan salah satu gorong-gorong di ruas jalan poros Talisayan menuju Biduk-Biduk, tepatnya di kawasan setelah Sungai Aru, Kecamatan Talisayan.
Infrastruktur saluran air tersebut dinilai dalam keadaan rusak parah dan berpotensi membahayakan keselamatan para pengguna jalan.
Dalam kesempatannya, Subroto mengungkapkan bahwa ia telah melakukan peninjauan langsung ke lokasi. Hasilnya, kondisi fisik gorong-gorong tampak rapuh dan kerusakan hanya ditangani secara tambal sulam, bahkan hanya di permukaan.
“Gorong-gorong ini sudah tidak layak. Memang pernah ditambal, tapi hanya bagian atasnya. Struktur bawahnya sudah rapuh dan mengancam keselamatan,” ungkapnya.
Tak hanya soal kerusakan fisik, Subroto juga mengungkap adanya penyekat di bagian dalam gorong-gorong yang justru menjadi penghambat aliran air. Hal ini menyebabkan air meluap ke badan jalan saat hujan turun, mengganggu lalu lintas dan meningkatkan risiko kecelakaan.
“Alih-alih memperlancar aliran, penyekatnya justru jadi penghalang. Hujan sebentar saja, air langsung meluap ke jalan. Ini sangat berbahaya,” jelasnya.
Dalam rangkaian kunjungan kerjanya ke sejumlah kecamatan, Subroto menyempatkan diri memantau langsung titik-titik infrastruktur yang dianggap rawan, termasuk gorong-gorong tersebut.
Menurutnya, penanganan yang selama ini dilakukan belum menyentuh akar persoalan, karena hanya memperbaiki permukaan tanpa memperhatikan kondisi struktur di bawahnya.
“Perbaikan permukaan saja tidak cukup. Struktur bawahnya harus diperbaiki total. Kalau terus dibiarkan, bukan tidak mungkin akan ambles dan menimbulkan kecelakaan,” tegasnya.
Politikus dari Partai Golkar tersebut mendorong Pemkab Berau untuk segera berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, mengingat jalan poros Talisayan–Biduk-Biduk merupakan kewenangan provinsi.
Ia berharap permasalahan ini bisa segera mendapat perhatian serius dan masuk dalam skala prioritas perbaikan.
“Kami minta agar Pemkab aktif mengusulkan ini ke provinsi. Jalan ini vital, menjadi jalur utama masyarakat pesisir selatan untuk mobilitas, distribusi barang, dan kegiatan ekonomi,” ucapnya.
Subroto menekankan pentingnya langkah cepat dan antisipatif agar kerusakan tidak makin meluas dan membahayakan masyarakat. Ia menegaskan bahwa keselamatan pengguna jalan harus menjadi prioritas utama.
“Kita tidak boleh menunggu sampai terjadi korban. Perbaikan harus segera dilakukan sebelum kerusakannya makin parah dan membahayakan pengguna jalan,” kuncinya. (*/)
Penulis: Wahyudi
Editor: Dedy Warseto