TANJUNG REDEB, PORTALBERAU – Genangan banjir masih membayangi sejumlah kampung di Kabupaten Berau, termasuk Pegat Bukur, Inaran, dan Benabaru. Hingga Sabtu (10/5/25), air belum juga surut, membuat aktivitas warga lumpuh dan akses transportasi utama menuju kampung terputus total.
Di Kampung Pegat Bukur, setidaknya 600 rumah dari 1.300 kepala keluarga terdampak banjir. Banjir juga merendam fasilitas ibadah seperti masjid dan gereja, serta gedung pendidikan mulai dari PAUD hingga SMP. Sekitar 1.800 jiwa kini hidup dalam kondisi memprihatinkan, tanpa kepastian kapan bantuan menyeluruh akan datang.
“Kami sudah sepekan terendam air, tapi belum ada perhatian serius dari pemerintah,” keluh Kepala Kampung Pegat Bukur, Suharyadi Kusuma.
Kondisi semakin mengkhawatirkan dengan munculnya ancaman baru: buaya liar yang mulai terlihat di sekitar pemukiman. Untuk mengantisipasi potensi serangan, pihak kampung melakukan pemantauan rutin menggunakan drone.
“Banjir ini bukan satu-satunya bahaya. Warga juga dihantui kemunculan buaya. Ini sangat mengganggu rasa aman kami,” jelasnya.
Bantuan logistik memang mulai berdatangan, namun belum menyentuh kebutuhan dasar seluruh warga. Banyak dapur warga terendam, memaksa mereka membangun dapur darurat panggung dan memasak menggunakan kayu bakar. Air bersih dan bahan bakar gas menjadi kebutuhan mendesak.
“Kami terpaksa masak di dapur darurat pakai kayu. Air bersih juga susah,” ujar Ramsyah, salah seorang warga terdampak.
Masalah kesehatan pun mulai mencuat. Keluhan diare, gatal-gatal, hingga sakit kepala semakin banyak ditemui, sementara fasilitas kesehatan seperti Puskesmas Pembantu juga ikut terendam. Suharyadi mengungkapkan bahwa meski ada pasokan obat dari pihak ketiga, keberadaan tenaga medis di lapangan tetap sangat dibutuhkan.
“Kami sudah koordinasi dengan Puskesmas Sambaliung dan beberapa perusahaan sudah bantu dengan obat-obatan dan pemeriksaan. Tapi kehadiran tim medis tetap penting jika ada warga yang butuh pertolongan segera,” ungkapnya.
Kini, warga hanya bisa berharap pada langkah cepat dari pemerintah daerah. Mereka mendesak agar bantuan tidak sekadar logistik, tapi juga mencakup layanan kesehatan, suplai air bersih, serta perbaikan akses jalan yang rusak akibat banjir. (*/)
Penulis : Muhammad Izzatullah
Editor : Dedy Warseto