TANJUNG REDEB, PORTALBERAU– Ditengah kondisi ekonomi yang belum membaik akibat wabah virus non-alam (Covid-19). Masyarakat Bumi Batiwakkal -sebutan Kabupaten Berau- mengeluhkan kelonjakan tagihan air PDAM.
Dari informasi yang didapat sebanyak 1021 pelanggan kelas rumah tangga mengalami kenaikan pemakaian produksi air sebanyak dua kali lipat dari pemakaian normal selama masa pandemi Covid-19 berlangsung.
Ketua DPRD Berau, Madri Pani saat dikonfirmasi oleh awak media beberapa waktu lalu mengatakan, kelonjakan tersebut merupakan hal yang wajar. Sebab, masyarakat meningkatkan konsumsi air untuk menerapkan protokol kesehatan (Protkes).
“Bisa jadi meningkat karena pemakaian masyarakat juga bertambah untuk menerapkan protokol kesehatan (Protkes) di rumahnya masing-masing,” ucapnya.
Namun demikian, eks Kepala Kampung Gurimbang tersebut menyarankan agar Perumda Batiwakkal benar-benar melihat secara riil tagihan pelanggan yang meningkat.
Mengingat kondisi masyarakat yang belum stabil secara pendapatan, sehingga PDAM diharap dapat memberi kebijakan subsidi pada konsumen.
“Iya seharusnya PDAM sendiri menggratiskan hal itu selama Covid-19 berlangsung, karena masyarakat sendiri masih belum baik ekonominya,” ucapnya.
Sementara itu, Direktur Perumda Batiwakkal, Saiful Rahman saat dikonfirmasi secara terpisah mengungkapkan, tarif PDAM tidak ada mengalami kenaikan.
“Banyaknya pelanggan yang mengeluh belakangan ini dikarenakan adanya akumulasi tagihan selama 3 bulan,” ungkapnya.
Angka tersebut berdasar penaksiran pemakaian air sebelum hadirnya Covid-19 hingga bulan Juni, dan hasil akumulasi yang ditaksir sebanyak 3 bulan yang sebelumnya telah dikurangi pemakaian air selama bulan Mei-April, lanjutnya.
Alhasil, banyak pelanggan mengeluh terhadap lonjakan tersebut.
Sejauh ini, Perumda Batiwakkal telah memberi subsidi pada pelanggan A1 dan Sosial melalui pemakaian air gratis selama dua bulan. Selain itu, dana sebesar 250 juta juga telah dikucurkan pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Berau guna penanganan kasus Covid-19 di bumi Batiwakkal.
Namun, terkait masalah kelonjakan air yang dikeluhkan masyarakat, dirinya membuka layanan pengaduan bagi pelanggan baik melalui telpon maupun datang secara tatap muka di kantor. (*/Adv)