TANJUNG REDEB, PORTALBERAU- Dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan dan mengurangi ketergantungan petani terhadap bantuan benih, Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Peternakan (DTPHP) Berau mulai mendorong penggunaan benih jagung komposit di kalangan petani.
Kepala DTPHP Berau, Junaidi melalui Petugas Fungsional Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) DTPHP Berau, Bambang Sujatmiko, mengungkapkan bahwa Kabupaten Berau masih menjadi salah satu sentra produksi jagung terbesar di Kalimantan Timur. Namun, keterbatasan benih kerap menjadi kendala utama yang menyebabkan menurunnya produksi.
“Kami ingin membuat petani lebih mandiri dalam penyediaan benih, khususnya benih jagung, dengan memberikan bantuan benih jagung komposit yang bisa digunakan berulang kali,” ungkapnya.
Lanjutnya, selama ini, petani di Berau lebih banyak menerima bantuan benih jagung hibrida. Meski memiliki keunggulan dalam produktivitas tinggi, benih hibrida hanya bisa digunakan sekali dan tidak dapat ditanam kembali di musim berikutnya.
“Jika benih hibrida dipaksakan untuk digunakan berulang kali, produksi bisa turun hingga 30 persen karena adanya gen yang dimandulkan,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa sebagai solusi, DTPHP Berau mendorong petani beralih ke benih jagung komposit yang lebih berkelanjutan. Benih ini tidak hanya tahan lama, tetapi juga dapat diproduksi sendiri oleh petani untuk musim tanam berikutnya.
“Jika kami terus memberikan bantuan benih hibrida, petani tidak akan pernah bisa mandiri. Bahkan, tanpa adanya bantuan, sebagian petani mungkin akan beralih ke komoditas lain, seperti kelapa sawit,” paparnya.
Bambang menjelaskan bahwa benih jagung komposit memiliki beberapa kelas berdasarkan kualitas dan harga. Kelas benih tertinggi adalah benih dengan label kuning, yang memiliki kualitas terbaik dan diharapkan menghasilkan produksi optimal.
Selanjutnya, setelah ditanam, benih ini akan menghasilkan label putih, yang kemudian turun menjadi label ungu, dan akhirnya menjadi label biru.
“Jika label biru ini ditanam, maka jagung yang dihasilkan dapat dikonsumsi,” katanya.
Tahun lalu, Kabupaten Berau menerima bantuan 2.150 kg benih jagung komposit label ungu dari Badan Standarisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Kaltim dengan varietas Jakarin 1. Sebagian benih telah ditanam oleh petani, namun masih ada petani di Kecamatan Kelay yang belum mengambil bantuan tersebut.
DTPHP Berau berharap program ini dapat membantu petani menjadi lebih mandiri dalam penyediaan benih, sehingga ketergantungan terhadap bantuan berkurang dan produktivitas pertanian meningkat.
“Jagung memiliki masa tanam sekitar enam bulan. Kami berharap, dengan upaya ini, petani dapat menghasilkan benih mereka sendiri untuk musim tanam berikutnya,” kuncinya. (*/)
Penulis: Wahyudi
Editor: Dedy Warseto