TANJUNG REDEB, PORTALBERAU- Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan (DTPHP) Kabupaten Berau mengambil langkah strategis dalam mencegah dan menangani ancaman wabah penyakit ternak, seperti Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Langkah ini dilakukan untuk melindungi peternak dari potensi kerugian ekonomi akibat penyebaran penyakit yang bisa menyerang hewan ternak secara massal.
Kepala DTPHP Berau, Junaidi, menegaskan bahwa pihaknya telah mengintensifkan berbagai upaya, termasuk vaksinasi ternak, pemantauan kesehatan hewan, serta edukasi kepada para peternak.
“Pencegahan jauh lebih baik daripada pengobatan. Oleh karena itu, kami terus melakukan vaksinasi dan pemantauan kesehatan ternak di 13 kecamatan yang ada,” ungkap Junaidi, Selasa (4/2/25).
Lanjutnya, DTPHP Berau telah menjalankan program vaksinasi yang menyasar hewan ternak rentan seperti sapi, kambing, dan lainnya. Selain itu, petugas dinas juga secara rutin melakukan inspeksi dan pemeriksaan kesehatan ternak di pasar, peternakan rakyat, serta sentra peternakan lainnya.
“Kami telah menyalurkan vaksin untuk mencegah PMK. Program ini terus kami galakkan, terutama menjelang musim penghujan, ketika risiko penyebaran penyakit meningkat,” ujarnya.
Selain vaksinasi, DTPHP juga memperketat pengawasan lalu lintas ternak yang masuk dan keluar dari Berau. Hewan ternak yang berasal dari luar daerah wajib memiliki sertifikat kesehatan hewan yang dikeluarkan oleh otoritas veteriner resmi.
Selain vaksinasi, DTPHP Berau juga aktif memberikan sosialisasi kepada para peternak mengenai tanda-tanda awal penyakit ternak dan cara pencegahannya. Peternak diimbau untuk segera melaporkan jika menemukan gejala mencurigakan pada hewan ternak mereka.
“Kami terus mengedukasi peternak agar lebih waspada dan sigap dalam mendeteksi gejala awal penyakit. Langkah ini penting agar penyakit tidak menyebar luas dan bisa ditangani lebih cepat,” ucapnya.
Ia menyebut, DTPHP juga menyiapkan tim respons cepat yang siap turun ke lapangan jika ditemukan kasus penyakit ternak. Jika terjadi wabah, pihak dinas akan segera melakukan karantina dan penanganan sesuai dengan prosedur kesehatan hewan yang berlaku.
Junaidi berharap dengan berbagai langkah antisipatif ini, sektor peternakan di daerah ini bisa tetap sehat dan produktif. Upaya ini juga diharapkan mampu menjaga stabilitas ekonomi peternak dan menjamin ketersediaan daging serta produk peternakan lainnya di pasaran.
“Kami akan terus berkomitmen menjaga kesehatan hewan ternak di Berau. Untuk itu, kami mengajak semua pihak, termasuk peternak dan masyarakat, untuk bersama-sama menjaga kesehatan ternak dan melaporkan jika ada indikasi penyakit,” kuncinya. (*/)
Penulis: Wahyudi
Editor: Dedy Warseto