TANJUNG REDEB, PORTALBERAU- Bandara Kalimarau, Berau, menyiapkan rencana pengembangan jangka panjang untuk meningkatkan kapasitas dan mendukung pertumbuhan sektor penerbangan. Rencana induk pengembangan ini akan berjalan dalam kurun waktu 20 tahun, yang terbagi dalam tiga tahap.
Dalam kesempatannya, Kepala Bandara Kalimarau, Ferdinan Nurdin, menjelaskan bahwa pengembangan ini didasarkan pada potensi besar yang dimiliki Berau, termasuk sektor ekspor serta pergerakan penumpang dan kargo dari lima wilayah sekitar, yaitu Berau, Bulungan, Wahau, Tana Tidung, dan Malinau.
“Dalam pengembangan itu, kita harus punya perencanaan. Perencanaan itu diambil dari potensi yang kita miliki. Kita lihat saat ini Kalimarau berbatasan dengan beberapa daerah, jadi potensi besar ini, ditambah potensi lokal di sektor ekspor, bisa kita maksimalkan,” ungkap Ferdinan, Selasa (4/2/25).
Lanjutnya, pada tahap pertama dalam 10 tahun ke depan, pengembangan akan difokuskan pada perpanjangan runway menjadi 2.500 meter. Saat ini, panjang runway Bandara Kalimarau masih 2.250 meter, sehingga diperlukan tambahan lahan untuk mengakomodasi peningkatan okupansi penumpang, kargo, dan barang.
“Kami sudah menyusun rencana induk bandar udara untuk kurun waktu 20 tahun mendatang, dibagi dalam tiga tahap, yaitu tahap pertama 10 tahun, tahap kedua dan ketiga masing-masing 5 tahun. Rencana ini bisa ditinjau setiap lima tahun,” ujarnya.
Kendati demikian, ia mengakui upaya perpanjangan runway masih terkendala oleh keberadaan jalan provinsi yang melintasi area pengembangan. Ia mengungkapkan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan pemerintah provinsi dan kabupaten terkait pemindahan jalan tersebut.
“Terus terang kita terhambat oleh jalan provinsi yang memotong runway. Kalau jalan itu belum dialihkan, perpanjangan runway tidak bisa dilakukan. Ini sudah dikomunikasikan, dan statusnya dari provinsi sudah ke kabupaten. Nanti kabupaten akan menyelesaikan atau menyerahkan kepada kami,” bebernya.
Selain itu, sesuai regulasi, pembebasan lahan menjadi tanggung jawab Pemda, sementara untuk pembangunan infrastruktur bisa didanai oleh Kementerian Perhubungan dan pengelolaan Bandara Kalimarau sendiri.
“Sesuai peraturan dan ketentuan, untuk pembebasan lahan itu memang menjadi dukungan Pemda. Terkait pembangunannya bisa dari Kemenhub dan dari bandara, daerah fokus pada pembebasan lahan,” ucapnya.
Dirinya juga menyoroti potensi besar dari proyek-proyek industri yang sedang berkembang di sekitar Berau, seperti rencana pengoperasian kembali PT Kiani Kertas dan proyek besar di Kabupaten Bulungan.
Menurutnya, proyek-proyek ini akan membawa dampak signifikan terhadap peningkatan lalu lintas penerbangan dan pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut.
“Kami mohon kerja sama dan kolaborasi Pemkab dan Pemprov. Kita harus peka dengan dinamika perkembangan ke depan, bahwa PT Kiani Kertas bakal beroperasi. Selain itu, megaproyek di Bulungan akan segera berjalan. Dengan adanya dua program ini, akan sangat besar potensinya dalam perkembangan bandara dan outputnya untuk penerbangan Berau,” terangnya.
Dirinya menambahkan bahwa setelah tahap pertama selesai, tahap ketiga dalam rencana pengembangan akan mencakup perpanjangan runway hingga 2.750 meter. Dengan panjang tersebut, Bandara Kalimarau akan mampu menampung pesawat berbadan lebih besar, seperti Airbus A-320 dan Boeing 737-800. Jika runway diperpanjang lebih jauh, bahkan pesawat jenis Boeing 737-900 ER yang dimiliki maskapai Lion Air juga bisa beroperasi dengan maksimal.
“Kita butuh panjang runway yang memadai, mengingat populasi pesawat yang lebih besar seperti Airbus A-320 dan Boeing 737-800 semakin meningkat. Jika mencapai 2.500 meter, kita bisa melayani Boeing 737-900 ER dan pesawat berbadan lebih besar,” kuncinya. (*/)
Penulis: Wahyudi
Editor: Dedy Warseto