TANJUNG REDEB, PORTALBERAU- Kampung Mapulu di Kecamatan Kelay, kini telah menikmati aliran listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang difasilitasi oleh Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kalimantan Timur. Sebanyak 34 rumah di kampung tersebut kini telah dialiri listrik.
Dalam kesempatannya, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kampung (DPMK) Berau, Tenteram Rahayu, menyebut bahwa aliran listrik merupakan langkah awal dalam melengkapi infrastruktur dasar di Kampung Mapulu. Namun, masih ada sejumlah kebutuhan yang harus diselesaikan, seperti akses air bersih.
“Air bersih masih menjadi fokus penyelesaian. Sejak 2024 lalu, instalasi pengolahan air (IPA) sudah mulai dibangun, lengkap dengan jaringan pipa untuk mendistribusikan air ke rumah warga. Kami harap ini segera tuntas,” ungkap Tenteram, Kamis (23/1/25).
Lanjutnya, fasilitas dasar lainnya di Kampung Mapulu sudah cukup memadai, seperti keberadaan kantor kepala kampung dan bantuan rumah layak huni dari Pemkab Berau. Ke depan, fasilitas olahraga seperti lapangan bola atau voli juga akan disiapkan untuk mendukung aktivitas masyarakat.
Selain infrastruktur, DPMK juga tengah berupaya menggerakkan potensi produk unggulan dari Kampung Mapulu. Salah satu produk andalan yang akan dikembangkan adalah madu hutan.
“Produk unggulan kampung, seperti madu hutan, harus terus dipacu agar dapat masuk ke e-katalog dan memiliki nilai jual yang lebih tinggi. Kami dorong agar produksi dan pemasarannya lebih terorganisir,” ujarnya.
Selain itu, sektor perkebunan di Kampung Mapulu juga akan digarap. DPMK berencana mendorong masyarakat untuk menanam tanaman seperti karet dan kakao, bekerja sama dengan Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi (Diskoperindag) serta Dinas Perkebunan (Disbun).
“Tidak hanya hasil perkebunan, kami juga ingin mendorong hilirisasi. Jadi, ada nilai tambah bagi masyarakat di kampung,” ucapnya.
Tenteram menegaskan bahwa Kampung Mapulu yang saat ini berstatus sebagai kampung berkembang akan terus didorong untuk mempertahankan status tersebut. Ia menekankan bahwa peningkatan status kampung tidak harus dilakukan secara terburu-buru, melainkan dengan langkah yang konsisten dan terencana.
“Membangun kampung tidak bisa dilakukan sendirian. Harus ada kolaborasi pentahelix, melibatkan pemerintah, masyarakat, swasta, akademisi, dan media. Semua harus bersama-sama,” katanya.
Ia juga menyebutkan bahwa setiap tahun, Pemkab Berau menargetkan peningkatan status kampung. Pada tahun ini, dua kampung ditargetkan naik menjadi kampung mandiri, menambah jumlah kampung mandiri yang saat ini sebanyak 19 kampung.
“Peningkatan status kampung harus sejalan dengan penggerakan ekonomi masyarakat, terutama dalam isu ketahanan pangan yang tengah menjadi perhatian pemerintah pusat. Kampung harus mampu mengembangkan ketahanan pangan secara mandiri,” tegasnya.
Tenteram berharap, kolaborasi lintas Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan stakeholder dapat terus diperkuat untuk memastikan pembangunan kampung berjalan sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
“Kolaborasi dengan berbagai pihak membantu dan mempermudah kita meningkatkan status kampung menjadi lebih baik lagi,” kuncinya. (*/)
Penulis: Wahyudi
Editor: Dedy Warseto