PORTALBERAU – Pemerintah siap melaksanakan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) mulai 2 Januari 2025.
Dalam proses uji coba selama beberapa bulan terakhir, pemerintah telah menemukan format ideal dalam proses pelaksanaan program.
Pemerintah juga telah mulai penyediaan bahan baku, operasional unit pelayanan, pengiriman makanan ke sekolah, sampai pengelolaan limbah.
“Makan Bergizi Gratis adalah salah satu program prioritas Presiden Prabowo Subianto. Melalui program ini, Presiden ingin mengurangi kesenjangan gizi, meningkatkan kualitas hidup anak-anak Indonesia, dan membentuk SDM unggul yang mampu bersaing di masa depan. Kami ingin memastikan kesiapan SPPG untuk memulai program ini secara serentak pada 2 Januari 2025,” kata Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan Hariqo Satria Wibawa dalam keterangan tertulis, Rabu (11/12/2024).
Hal ini disampaikannya saat meninjau kesiapan pelaksanaan program makan bergizi gratis di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Tanah Sareal, Kota Bogor, Senin (9/12).
Hariqo menambahkan, Presiden ingin anak-anak Indonesia tercukupi gizinya dengan makanan sehat.
Harapannya di tahun 2025, pelajar dan santri menjadi generasi emas yang siap menyongsong Indonesia Emas 2045.
Sementara itu Kepala SPPG Tanah Sareal Ayu Pertiwi menjelaskan Unit Pelayanan Tanah Sareal hampir beroperasi 24 jam setiap hari.
Setiap harinya, bahan baku seperti sayur, telur, ayam, dan lain-lain datang pada pukul 16.00 WIB.
Bahan baku langsung dibersihkan menggunakan air mengalir di tempat khusus, , kemudian diproses agar siap dimasak.
Selanjutnya, proses memasak dimulai pukul 01.00 hingga sekitar pukul 06.00 WIB.
Setelah itu, proses pengemasan makanan di piring yang terbuat dari baja tahan karat atau stainless steel.
Ayu menambahkan, pengiriman makan tahap pertama mulai pukul 08.30 WIB untuk siswa TK dan SD kelas 1-3 yang makan mulai pukul 09.00 WIB.
Pengiriman makanan selanjutnya pukul 10.30 WIB untuk siswa SD kelas 4-6, SMP, dan SMA/sederajat.
Lepas pukul 12.00 WIB, petugas pengantar makanan kembali ke sekolah untuk mengambil piring kotor.
Setelah itu, petugas pencuci piring mulai bekerja, sampai sekitar pukul 23.00 WIB.
“Begitulah setiap hari. Jadi operasional kami nyaris 24 jam setiap hari,” beber Ayu.
Lebih lanjut, Ayu menjelaskan pegawai di Unit Pelayanan Tanah Sareal ada 51 orang.
Pegawai terdiri dari kepala unit, wakil kepala unit, ahli gizi yang bertugas sebagai pengawas produksi dan kualitas, akuntan yang fokus mengawasi pengadaan bahan pangan, asisten lapangan yang tugasnya mengawasi pemeliharaan dan pengantaran.
Sedangkan pegawai operasional terdiri dari juru masak, petugas persiapan, pengolahan, pemorsian, pengemasan, distribusi, petugas petugas kebersihan, dan pencuci peralatan makan. Setiap hari, mereka bekerja menyediakan makanan untuk 3.018 siswa.
“24 pekerja di Unit Pelayanan Tanah Sareal merupakan warga lokal. Artinya, program ini tidak hanya meningkatkan pemenuhan gizi terhadap anak, tapi juga berdampak pada kesejahteraan masyarakat sekitar unit pelayanan,” jelas Ayu.
Ayu mengatakan Unit Pelayanan Tanah Sareal beroperasi sejak 18 November 2024 dan dibangun di atas lahan seluas 21,6 meter x 21,6 meter. Fasilitas di Unit Pelayanan Tanah Sareal sudah sesuai standar yang Badan Gizi Nasional (BGN) tetapkan.
Standar ini pun akan diterapkan di unit-unit pelayanan di daerah lain. Semua orang yang masuk ke unit pelayanan, harus menggunakan alas kaki khusus, masker, dan penutup kepala atau hairnet. Pegawai juga dilengkapi dengan seragam.
Setelah pintu masuk, ada tempat kedatangan dan pembersihan bahan baku menggunakan air mengalir.
Kemudian, ada gudang kering, gudang basah, ruang peralatan dapur, tempat mencuci piring dilengkapi air panas, ruang masak, dan dua mobil boks tertutup untuk mendistribusikan makanan.
Terdapat pula kantor pegawai yang terdiri-dari ruang kepala unit, ruang staf, ruang meeting, dan ruang tamu.
Di ruang tamu, ada layar dashboard untuk memantau kehadiran siswa dan proses distribusi makanan.
“Unit di Tanah Sareal sudah 100% siap mendukung Program Makan Bergizi Gratis. Kami sangat menjaga kualitas makanan yang disesuaikan dengan kebutuhan gizi siswa berdasarkan jenjang pendidikan, mulai dari TK hingga SMA. Semua ini diawasi langsung oleh ahli gizi untuk memastikan porsi dan kualitasnya sesuai standar,” pungkas Ayu. (*)