PORTALBERAU – Cacar Monyet atau monkeypox, Mpox kembali mewabah di Indonesia.
Dikutip dari Antara, mengumumkan sampai 17 Agustus 2024, terdapat 88 kasus yang terdata.
Kasus tersebut tersebar di berbagai provinsi yakni sebanyak 59 di Daerah Khusus , 13 di Jawa Barat, 9 di Banten, 3 di Jawa Timur, 3 di Daerah Istimewa Yogyakarta, dan 1 di Kepulauan Riau.
Untuk mengetahui lebih jauh tentang cacar monyet, berikut penjelasan mengenai arti, gejala, dan pencegahannya yang dilansir dari laman Kemenkes RI.
Arti Cacar Monyet
Cacar monyet atau monkeypox adalah penyakit yang disebabkan virus monkeypox.
Awalnya, penyakit ini adalah penyakit zoonosis, yang berarti ditularkan dari hewan ke manusia. Penyakit ini juga dapat menyebar dari manusia ke manusia.
Penyakit tersebut menyebar dari orang ke orang melalui kontak erat dengan seseorang yang memiliki ruam (bintil-bintil merah pada kulit) cacar monyet, termasuk melalui kontak tatap muka, kulit ke kulit, mulut ke mulut atau mulut ke kulit, dan termasuk kontak seksual.
Penyakit ini dapat menular ke manusia melalui kontak fisik dengan hewan terinfeksi. Hewan yang dimaksud biasanya hewan pengerat dan primata.
Suatu lingkungan dapat terkontaminasi virus monkeypox apabila ada orang yang terinfeksi menyentuh pakaian, tempat tidur, handuk, benda, elektronik, dan permukaan.
Orang lain yang menyentuh barang-barang itu kemudian dapat terinfeksi. Dimungkinkan juga untuk terinfeksi karena menghirup serpihan kulit atau virus dari pakaian, tempat tidur, atau handuk.
Gejala Terkena Cacar Monyet
Gejala yang terjadi biasanya demam, sakit kepala hebat, nyeri otot, sakit punggung, lemas, pembengkakan kelenjar getah bening (di leher, ketiak atau selangkangan) dan ruam atau lesi kulit.
Ruam atau lesi pada kulit berkembang mulai dari bintik merah seperti cacar, lepuh berisi cairan bening, lepuh berisi nanah, kemudian mengeras atau keropeng lalu rontok.
Ruam cenderung terkonsentrasi pada wajah, telapak tangan dan telapak kaki. Ruam juga dapat ditemukan di mulut, alat kelamin, dan mata. Ruam cacar monyet terkadang disalahartikan sebagai sifilis atau herpes.
Gejala yang terjadi biasanya berlangsung antara 2-4 minggu dan biasanya sembuh sendiri. Namun pada beberapa individu, dapat menyebabkan komplikasi medis dan kematian.
Pencegahan Cacar Monyet
Pencegahan utama dapat dilakukan dengan melindungi diri dengan membatasi kontak pada suspek atau sudah terkonfirmasi cacar monyet atau dengan hewan yang berisiko menularkan.
Lalu, bersihkan dan disinfeksi lingkungan yang bisa saja terkontaminasi secara teratur.
Jika anda merasa mengalami gejala cacar monyet, hubungi fasilitas layanan kesehatan anda untuk mendapatkan saran, pemeriksaan laboratorium, dan perawatan medis.
Sampai anda menerima hasil tes, jika memungkinkan, lakukan isolasi mandiri. Bersihkan tangan Anda secara teratur.
Apabila tes menunjukkan hasil positif cacar monyet, penyedia fasilitas layanan kesehatan akan memberi tahu apakah harus isolasi mandiri di rumah atau di fasilitas kesehatan, dan perawatan apa yang dibutuhkan.
Beri tahu kontak erat anda bahwa telah terinfeksi agar anda dapat dipantau dan diberikan intervensi medis yang sesuai.
Jika Anda tidak dapat menghindar dan berada di ruangan yang sama dengan orang lain atau melakukan kontak dekat dengan orang lain saat isolasi mandiri di rumah.
Lakukan yang terbaik untuk melindungi orang-orang di sekitar anda dengan menghindari menyentuh satu sama lain, sering membersihkan tangan, menutupi ruam dengan kain atau perban, jaga jarak satu meter dan menggunakan masker, serta membuka jendela. (*)