SAMBALIUNG, PORTALBERAU– Bupati Berau, Sri Juniarsih Mas meresmikan Festival Bakudung Batiung dan Hari Jadi ke-261 Kampung Tumbit Dayak Tahun 2024.
Bakudung Batiung adalah upacara adat Suku Dayak Gaai yang berada di Kampung Tumbit Dayak, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Upacara adat Bakudung Baitung ini merupakan bagian dari tradisi Suku Dayak Gaai yang sudah dilakukan secara turun temurun dan terus berlanjut hingga sekarang oleh masyakarat Kampung Tumbit Dayak.
Dalam kesempatannya, Bupati Berau Sri Juniarsih mewakili Pemkab Berau mengatakan pihaknya menyambut baik terselenggaranya festival budaya Bakudung Batiung ini sebagai salah satu ajang tahunan yang dilaksanakan untuk mempertahankan tradisi adat budaya asli Kabupaten Berau agar terus lestari dan bermanfaat untuk generasi kini dan nanti.
“Saya memberikan apresiasi yang tinggi kepada warga masyarakat Tumbit Dayak, tokoh adat, tokoh masyarakat, jajaran pemerintah kampung dan Kecamatan Sambaliung,” ujar Sri.
Lanjutnya, Pemkab Berau memiliki komitmen kuat untuk senantiasa mendukung segala upaya pelestarian kebudayaan. Sebab, ajang semacam ini juga menjadi salah satu daya tarik pariwisata otentik Kabupaten Berau.
Sehingganya, dirinya menginginkan ajang Bakudung Batiung ini bisa terus masuk dalam kalender event wisata Berau, serta dapat meningkatkan daya tarik sekaligus pengembangan sektor ekonomi kreatif, dengan tetap mempertahankan keaslian dan kelestarian adat itu sendiri.
Di samping itu, Sri juga menyebut Pemkab Berau juga memberikan perhatian dalam upaya penyediaan fasiltas kebudayaan, yang ditunaikan melalui program pembangunan kawasan pusat seni budaya, termasuk melaksaakan pembangunan balai adat, serta program revitalisasi bangunan bersejarah (keraton, makam, bersejarah, dsb).
Ia menjelaskan, tidak semua tempat memiliki tradisi budaya seperti Bakudung Batiung, yang memuat cukup banyak rangkaian adat. Mulai dari proses Jak Gai, lalu memasuki proses Batiung, Bejiak, hingga mengunjungi Rumah Kepala Tua sebagai salah satu sosok penting bagi masyarakat kampung Tumbit Dayak.
“Kemudian, didalam rangkaiannya ada pula tradisi Panjat Piruai, yaitu proses pengambilan madu di pohon tinggi dengan berjalan di seutas rotan dari satu pohon ke pohon lainnya. Tradisi ini menggambarkan salah satu mata pencaharian utama masyarakat kampung yang sangat mengandalkan alam dalam kehidupan,” jelasnya.
Selain itu juga, Festival budaya Bakudung Batiung ini tentunya juga akan semakin mengenalkan terhadap situs-situs sejarah yang ada di Kampung Tumbit Dayak, salah satunya Tiang Sejarah. Yang mana, Tiang Sejarah adalah tiang pertama sekaligus tiang tertua yang ada di kampung ini, yang semakin menambah daya Tarik luar biasa bagi mereka yang ingin menyaksikan langsung seluruh prosesi Bakudung Batiung.
“Tidak hanya merawat adat budaya, pada saat yang bersamaan, potensi pariwisata kita pun akan terus berkembang dan diharapkan berdampak pada kesejahteraan masyarakat setempat,” tuturnya.
“Dengan semangat memberdayakan dan meningkatkan kemandirian masyarakat kampung, maka ekowisata, khususnya wisata budaya perlu menjadi perhatian kita bersama. Hal ini agar menjadi perhatian Dinas Kebudayaan dan Pariwisaya bersama perangkat terkait,” sambungnya.
Melalui kesempatan yang berbahagia ini, mewakili Pemkab Berau Sri mucapkan selamat Hari Ulang Tahun ke-261 Kampung Tumbit Dayak. Semoga dengan bertambahnya usia, Pemerintah Kampung Tumbit Dayak akan dapat lebih meningkatkan pelayanan kepada masyarakat di berbagai bidang dalam rangka menyongsong kampung yang mandiri dan berkemajuan.
“Saya pun mengajak kepada kita semuanya untuk semakin memaksimalkan potensi kampung ini, terutama dari aspek pariwisata dan sumber daya alam dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia demi kesejahteraan masyarakat. Saya optimis, Kampung Tumbit Dayak akan terus bergerak maju,” pungkasnya. (ADV)
Penulis : Wahyudi
Editor : Ikbal Nurkarim