TANJUNG REDEB, PORTALBERAU– Anggota DPRD Berau, Falentinus Keo Meo mengimbau masyarakat untuk menghindari pergaulan bebas untuk mengurangi risiko tertularnya penyakit HIV AIDS dan sifilis.
Menurut Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes), jumlah kasus sifilis telah mengalami peningkatan hingga 70 persen dalam kurun waktu lima tahun terakhir.
Pada 2018, kasus sifilis tercatat mencapai total 12.484 kasus. Jumlah ini terus mengalami peningkatan dan menjadi 20.783 kasus pada 2022.
“Penyakit-penyakit akibat dari pergaulan bebas tentunya dapat dilakukan pencegahan dengan tidak melakukan pergaulan bebas itu sendiri. Kita harus mengantisipasi. Memang sulit dihilangkan. Tetapi apapun itu, kita harus sekuat tenaga untuk bisa. Meskipun tidak sepenuhnya bisa hilang, tapi paling tidak meminimalisir,” katanya.
Dirinya mengatakan, sebagian besar kasus sifilis ditemukan di usia produktif. Karena masyarakat yang berada di usia produktif paling rentan melakukan pergaulan bebas, ditambah dengan efek negatif dari penggunaan media sosial yang mengakibatkan anak muda semakin mudah terjerumus ke dalam pergaulan bebas.
Menurutnya, penggunaan media sosial pada anak muda perlu kontrol orang tua, agar anak muda bisa menggunakan media sosial untuk sesuatu yang bermanfaat.
“Penggunaan media sosial yang bebas ini perlu perhatian orang tua, karena anaknya tidak bisa tanpa media sosial. Jadi tetap perlu pengawasan dari orangtua,” tuturnya.
Selain orang tua, sekolah juga mempunyai peran penting dalam mengendalikan penggunaan media sosial, agar media sosial dimanfaatkan untuk kegiatan yang lebih positif.
“Kedua, dari sekolah sekarang juga membutuhkan media sosial. Jadi, pihak sekolah mengarahkan agar media sosial tidak dimanfaatkan untuk hal buruk, tetapi diarahkan dengan kegiatan-kegiatan yang positif,” tambahnya.
Ia mengatakan, hal yang tidak kalah penting dalam mencegah terjadinya pergaulan bebas yang mengakibatkan penyakit kelamin tersebut yaitu memperkuat pendidikan agama, agar membentuk perilaku dan akhlak yang baik.
“Ketiga, pergaulan bebas ini harus dicegah dengan menguatkan pendidikan agama. Karena pendidikan agama memegang kuat untuk menahan mental dan juga akhlak,” pungkasnya. (adv/mrt)
Editor: Dedy Warseto