PORTALBERAU, TANJUNG REDEB – Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) terus melakukan upaya untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan wartawan di Bumi Etam.
Bertempat di Hotel Grand Parama, Tanjung Redeb, Berau, PWI Kaltim dan PT PLN (Persero) Unit Induk Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban (UIP3B) Kalimantan melalui PLN Peduli menggelar uji kompetensi wartawan (UKW).
Dalam UKW yang digelar ke-34 oleh PWI Kaltim ini setidaknya diikuti 23 peserta yang terbagi dalam 5 kelas.
Masing-masing terdiri atas dua kelas jenjang UKW muda yang masing-masing kelas diisi 6 peserta.
Dua kelas UKW madya yang yang masing-masing kelas empat orang.
Terakhir satu kelas UKW utama yang terbagi isinya 3 orang. Lima penguji yang dihadirkan antara lain, Direktur UKW PWI Pusat Firdaus Komar yang menguji di kelas utama;
Ketua Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Pusat Teguh Santosa dan Ketua PWI Kaltim 2014-2024 Endro S Efendi yang menguji di kelas UKW madya; serta Ketua PWI Kaltim Abdurrahman Amin dan Achmad Shahab yang menguji di kelas muda.
Dalam sambutannya, Ketua PWI Kaltim Abdurrahman Amin mengingatkan kepada peserta bahwa UKW bukanlah tujuan akhir yang harus dicapai seorang wartawan.
Sebaliknya, lanjut Rahman -sapaan akrabnya- bahwa UKW adalah pintu gerbang bagi wartawan dikatakan profesional.
“Wartawan yang profesional harus terus meng-upgrade dan meng-update pengetahuan dan kemampuannya,” kata Rahman.
Hal ini penting, karena, menurutnya, wartawan adalah pekerjaan yang paling dinamis dan paling cepat berubah.
“Bahkan perubahan kerja dari seorang wartawan adalah perubahan itu sendiri,” lanjutnya.
Pria yang juga pemimpin redaksi (Pemred) surat kabar harian Samarinda Pos (Sapos) ini menambahkan, di era perkembangan teknologi saat ini, sektor yang paling berdampak atau paling cepat terdisprupsi adalah pekerja pers dalam hal ini wartawan.
Karena, wartawan selalu dituntut lebih sensitif terhadap perubahan dan pengetahuan.
“Karena kalau tidak, siap-siap pekerjaan kita akan digeser oleh media sosial. Jadi penting bagi wartawan untuk terus meningkatkan kapasitasnya,” lanjut Rahman.
Di bagian lain, Firdaus Komar yang mewakili Ketua PWI Pusat Henry Ch Bangun sepakat kepada pendapatan Rahman bahwa seorang wartawan tidak boleh berhenti mengasah kemampuannya setelah menjadi wartawan yang berkompeten.
“Wartawan harus terus mengasah kemampuannya,” kata Firdaus.
Sebagai bagian dari simulasi yang dilakukan saat ujian tersebut, panitia menghadirkan tiga narasumber. Mereka adalah Kepala Seksi (Kasi) Intelijen Kejaksaan Negeri (Kejari) Berau Dedi Riyanto; Kepala Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Kelas I Kalimarau, Ferdinan Nurdin; dan Manager PT PLN (Persero) UP3 Berau Rizki Rhamdan.
Tiga narasumber itu memberikan keterangan dalam sesi wawancara terjadwal dan sesi door stop atau wawancara cegat. Setiap hasi wawancara yang dilakukan oleh peserta dari uji kompetensi muda tersebut, selanjutnya ditulis dalam sebuah laporan berbentuk resume dan berita.
Rahman melanjutkan, aspek ini merupakan hal paling krusial bagi peserta ujian di level muda untuk menentukan kelulusan.
“Banyak peserta uji kompetensi muda yang terjegal di materi ini. Karena wawancara dan proses liputan serta menulis berita adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses pekerjaan seorang pewarta secara keseluruhan,” ungkap Rahman. (*)
Editor: Dedy Warseto