TANJUNG REDEB,PORTALBERAU- Besarnya biaya perawatan yang harus ditanggung oleh pihak RSUD Abdul Rivai, untuk perawatan pasien hemodialisa atau gangguan fungsi ginjal, membuat sejumlah pasien harus bersabar menunggu.
Meski saat ini di RSUD Abdul Rivai terdapat alat atau mesin untuk melakukan cuci darah terhadap pasien, namun pihak rumah sakit belum bisa memback-up biaya perawatan secara keseluruhan.
“Mesin ada, tapi biaya perawatannya juga cukup besar untuk satu pasien. Satu pasien bisa sampai Rp 10 juta per bulan untuk delapan kali proses cuci darah. Jadi satu kali cuci darah itu berkisar Rp 1,250 juta,” jelas Direktur RSUD Abdul Rivai, dr. Jusram, kepada Portal Berau Online beberapa waktu lalu.
Dikatakannya, jumlah pasien hemodialisa tidak sedikit. Bahkan saat ini puluhan pasien mengantre untuk mendapatkan perawatan cuci darah. Sementara yang terdaftar untuk menjalani perawatan saat ini hanya ada 8 pasien.
“Hanya ada 8 pasien yang saat ini bisa ditanggung rumah sakit,” katanya.
Ia juga menyebut hingga saat ini pihaknya masih menunggu undangan rapat koordinasi dari Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemenko PMK RI), untuk membahas percepatan perizinan fasilitas cuci darah di RSUD Abdul Rivai.
“Setelah pemilu ini akan ada rakor bersama Kemenko PMK RI, Kemenkes dan pihak BPJS. Karena setelah perizinan selesai, baru BPJS bisa membantu biaya perawatan pasien cuci darah,” sambungnya.
Jika perizinan rampung, Jusram menyebut jumlah pasien cuci darah yang dapat ditanggungkan pihak rumah sakit juga otomatis akan bertambah.
“Saat ini kami menyiapkan 12 mesin cuci darag, 1 mesin untuk back up, 1 mesin untuk pasien terinfeksi dan 10 mesin untuk pasien reguler. Kami masih menunggu keputusan dari rakor bersama pihak-pihak terkait, jika sudah selesai maka jumlah pasien yang bisa dilakukan perawatan akan bertambah,” pungkasnya. (*)
Reporter : Marta
Editor : Dedy Warseto