SAMBALIUNG, PORTALBERAU- Ancaman hewan buas seperti buaya muara masih menjadi momok yang meresahkan masyarakat di Kabupaten Berau. Baru-baru ini satu ekor buaya muara muncul di pemukiman warga Kampung Sukan Tengah, Kecamatan Sambaliung.
Hal tersebut menjadi atensi Camat Sambaliung, Ahmad Juhri. Dirinya mengatakan, pihaknya akan mengupayakan membantu mencarikan solusi agar Kampung Sukan Tengah terbebas dari gangguan buaya muara.
“Warga pemilik tambak kerap melaporkan sering mendapatkan gangguan buaya muara itu,” ungkapnya.
Lanjutnya, kedepan pihaknya berencana akan menghubungkan Pemerintah Kampung Sukan tengah dengan jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait untuk menuntaskan permasalahan tersebut. Hingga, permasalahan masyarakat selama ini akan menemukan jalan keluarnya.
“Sudah meresahkan. Kita akan upayakan segala cara,” katanya.
Dirinya juga mendorong setiap kampung memaksimalkan potensi kampungnya. Khusus Kampung Sukan Tengah, selain fokus pemanfaatan Daerah Aliran Sungai (DAS) baik untuk kegiatan tambak atupun wisata, juga bisa mengoptimalkan sumber usaha lain seperti hasil tenun.
“Kita kan memang ada sentra tenun, sehingga itu juga masuk dalam sektor yang bisa dimaksimalkan,” tuturnya.
Kedepan, selain sentra tenun di Kampung Sukan Tengah, beberapa komoditi unggulan di beberapa kampung juga akan dikembangkan. Baik hasil produksi UMKM hingga produksi kakao yang baik dari beberapa kampung di Sambaliung.
“Misalnya di Long Lanuk itu kita punya hasil kakao yang baik, akan kita kembangkan juga,” tuturnya.
Ia juga menegaskan akan terus mengawal penanganan keluhan masyarakat di wilayah Sambaliung. Sehingga seluruh kegiatan masyarakat bisa berjalan dengan baik dan lancar tanpa ada gangguan yang membahayakan masyarakat sendiri.
Sebelumnya, Seekor buaya berukuran besar, dengan panjang mencapai 4,77 Meter memasuki kawasan pemukiman di RT 12 Kampung Sukan Tengah, Sambaliung pada Senin (12/2) pagi. Buaya tersebut terlihat tersangkut di parit depan rumah warga.
Kepala Kampung Sukan Tengah, Bunyamin menerangkan laporan dilakukan oleh Ketua RT 12 kepada dirinya melalui sambungan telepon pada pukul 06.00 Wita. Melalui laporan itu, diketahui buaya tersangkut di parit pemukiman warga.
Sejauh ini, keberadaan buaya tidak pernah memakan korban jiwa, namun masyarakat tentu merasakan keresahan dengan kemunculannya. Bahkan, beberapa waktu lalu, warga di RT 1 sempat dan pernah dikejar buaya saat berada di tepi sungai Beribit.
“Memang keberadaannya kerap memakan tambak masyarakat, sehingga kerap menimbulkan kerugian. Saya menilai ini hama,” pungkasnya. (Yud/Ded)