TANJUNG REDEB, PORTALBERAU– Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Berau, menerangkan bahwa proyek pembangunan jalan menuju pelabuhan Mantaritip mandek akibat terkendala anggaran.
Menanggapi hal itu, Wakil Ketua I DPRD Berau, Syarifatul Syadiah, menjelaskan bahwa terkait dengan mandeknya proyek pembangunan jalan perlu ada jemput bola dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau ke provinsi.
“Meski saat ini sedang tidak ada anggaran, tetapi perlu adanya komunikasi dengan pemerintah provinsi agar anggaran pembangunan tersebut bisa diprioritaskan,” ujarnya.
Menurut Syarifatul, jika tidak ditindaklanjuti, dikhawatirkan nantinya pembangunan tidak dilakukan. Dan pengerjaan yang sudah memakan anggaran yang tidak sedikit akan mubazir jika tidak dilanjutkan. “Maksudnya jika tidak cepat dikejar pembangunannya akan mandek lama, dan sayang jika seperti itu, padahal sudah ada pengerjaan,” jelas dia.
Dikatakannya, memang tak bisa dipungkiri bahwa adanya pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini juga menjadi kendala. Pasalnya, anggaran yang ada sebagian besar difokuskan untuk penanganan Covid-19. “Memang kita juga tidak bisa berbuat banyak jika masalah anggaran. Tetapi kita bisa melakukan jemput bola atau meminta bantuan provinsi agar lanjutan jalan itu jadi prioritas,” imbuhnya.
Ketua Komisi III DPRD Berau, Saga, juga menyoroti proyek pembangunan jalan menuju Pelabuhan Mataritip itu. Dikatakannya, keterbatasan anggaran membuat jalan tersebut terhenti. Sehingga menurutnya memang perlu adanya koordinasi dengan pihak provinsi agar bisa dijadikan proritas pengerjaan.
“Dikawal jangan sampai didiamkan saja. Karena takutnya nanti menjadi proyek mangkrak,” tandas dia.
Sebelumnya, Kepala Bidang Pembangunan Jalan dan Jembatan, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Berau, Jimmy Arwi Siregar menjelaskan, belum adanya anggaran untuk kelanjutan pembangunan jalan dari poros pesisir selatan Berau ke Pelabuhan Mantaritip, membuat proses pengerjaannya dihentikan sementara. “Pembangunan ini memang memakan biaya ratusan miliar,” jelas dia.
“Kami sudah perjuangkan ke provinsi. Itu bagian dari upaya kami untuk menuntaskan pembangunan jalan. Tapi, itu tergantung dari ketersediaan anggaran lagi,” sambung dia.
Menurut Jimmy, progres jalan yang sudah dibuka dari simpang jalan provinsi menuju pelabuhan Mantaritip sudah sepanjang lima kilometer. Namun, dari panjang yang sudah dibuka itu, belum semua dilakukan pengerasan jalan. Dengan jalan yang sudah dirigid atau pengerasan baru sepanjang 800 meter. Sisanya masih berupa tanah.
“Jika untuk diakses, sepanjang lima kilometer itu sudah bisa dilalui,” jelasnya.
Selain jalan, pembangunan jembatan juga akan dilakukan untuk menuju Pelabuhan Mantaritip. Tetapi, dalam membangun jembatan tersebut, keterbatasan anggaran kembali menjadi persoalan. Karena apabila jembatan tersebut sudah dibangun, pihaknya akan kembali melanjutkan pembangunan jalan menuju Pelabuhan Mantaritip.
“Jika itu sudah selesai, maka bisa melanjutkan sisa jalan sepanjang dua kilometer lagi,” terangnya.
Di sisi lain, ruas jalan dari Bandara Kalimarau menuju Pelabunan Mantaritip, juga masih diupayakan pihaknya. Apalagi sebagian sudah diselesaikan yang terdiri dari beberapa segmen jalan, yakni segmen 1, segmen 2 dan segmen 3 yang mana jalan tersebut akan tembus ke Sungai Kelay di wilayah Singkuang. “Ruas jalan ini kami sebut dengan Singkuang-Bandara Kalimarau,” katanya.
Setelah jalannya sampai di Sungai Kelay, pihaknya kemudian akan melengkapinya dengan Jembatan Kelay III. Jembatan itu yang nantinya akan menghubungkan jalanan tersebut dengan jalur menuju Mantaritip, di mana jaraknya sepanjang 34 kilometer.
“Lokasinya sudah mulai dibuka, kurang lebih 2,7 km. Dan memang baru segitu, karena memang bukaannya cukup besar yakni 50 meter. Sama seperti jalan menuju bandara, dan pembangunanya juga akan persis sampai ke pelabuhan,” ungkap Jimmy. (Ded)