TANJUNG REDEB, PORTALBERAU– Kepolisian Resor (Polres) Berau merilis capaian kinerja dan perkembangan situasi kamtibmas sepanjang Januari–Desember 2025.
Dalam laporan akhir tahun yang disampaikan Kapolres Berau AKBP Ridho Tri Putranto, tercatat terjadi penurunan angka kriminalitas dibanding tahun 2024, meski kasus narkoba dan kecelakaan lalu lintas masih menjadi perhatian serius.
AKBP Ridho menyebut, jumlah kejahatan konvensional pada 2025 tercatat 283 kasus, menurun dari 323 kasus pada 2024 atau turun 40 kasus. Sementara kejahatan terhadap keamanan negara juga turun dari 25 kasus di 2024 menjadi 11 kasus pada 2025.
“Secara keseluruhan gangguan kamtibmas di 2024 tercatat 485 kasus, sedangkan di 2025 turun menjadi 435 kasus. Ini menunjukkan tren perbaikan, meski masih ada beberapa kasus yang tetap menjadi perhatian,” ungkapnya.
Di sisi lain, kasus narkotika justru mengalami kenaikan tipis. Pada 2024 terdapat 123 kasus, sementara pada 2025 menjadi 124 kasus.
Kapolres menegaskan Polres Berau tetap konsisten melakukan penegakan hukum secara komprehensif dan masif.
“Penyebaran narkoba sudah merata di hampir seluruh kecamatan. Kami minta keluarga ikut berperan melakukan deteksi dini dan melaporkan jika ada aktivitas mencurigakan,” tegasnya.
Lanjutnya, dari pengungkapan kasus, Polres Berau mengamankan total barang bukti sabu mencapai 12.267 gram serta 18.640 butir LL. Polsek dengan barang bukti sabu terbesar tercatat di wilayah Kecamatan Derawan, yakni 828 gram.
Wilayah lain yang juga mencatat jumlah barang bukti signifikan antara lain Biduk-Biduk: 304 gram, Labanan: 321 gram, Segah: 41 gram, dan Tanjung Redeb: 11,25 gram.
“Sementara wilayah kita yang lain rata-rata berada di kisaran 3–22 gram,” ujarnya.
Selain itu, berbeda dengan kriminalitas, angka kecelakaan lalu lintas meningkat signifikan. Pada 2024 terdapat 33 kasus, sedangkan 2025 naik menjadi 55 kasus.
Ia menyebut, korban meninggal dunia meningkat dari 11 orang menjadi 26 orang. Korban luka berat naik dari 21 menjadi 46 orang, sementara luka ringan naik dari 9 menjadi 15 orang.
Menurutnya, peningkatan arus kendaraan dan pembangunan infrastruktur berpengaruh pada risiko kecelakaan.
“Profesi yang paling banyak terlibat kecelakaan didominasi karyawan swasta dan pelajar. Ini harus jadi perhatian kita semua,” katanya.
Kendati demikian, Polres Berau juga memetakan waktu dan lokasi paling rawan terjadinya kejahatan. Waktu paling tinggi berada pada pukul, 21.00–24.00 WITA, 18.00–21.00 WITA dan 15.00–17.59 WITA.
Sementara lokasi paling dominan diantaranya, permukiman atau perumahan warga, jalan umum dan perkantoran.
“Kami meminta masyarakat dapat meningkatkan kewaspadaan pada jam-jam tersebut,” ucapnya.
Disampingi itu jua, ia mengatakan bahwa aktivitas penyampaian pendapat di muka umum juga meningkat. Pada 2024 tercatat 28 kegiatan, sedangkan pada 2025 jumlah rencana aksi meningkat menjadi 71 kegiatan, dengan 35 aksi terlaksana dan 36 batal karena mediasi.
“Karena menurut kita pola penyelesaian dialogis tetap menjadi prioritas,” sebutnya.
AKBP Ridho menambahkan, selain penegakan hukum, Polres Berau juga terlibat dalam program strategis nasional seperti pengamanan distribusi pangan murah, penguatan UMKM, dan program ketahanan ekonomi.
“Kami tidak hanya menjaga kamtibmas, tetapi juga memastikan program pemerintah berjalan aman demi stabilitas ekonomi dan sosial masyarakat,” kuncinya. (*/)
Penulis: Wahyudi
Editor: Ikbal Nurkarim




