TANJUNG REDEB, PORTALBERAU — Penyelidikan atas dugaan kasus penyimpangan seksual yang melibatkan mantan Duta Budaya Berau sekaligus eks Pejuang Sigap dan Ketua Pokdarwis di Kecamatan Tabalar terus berkembang. Hingga kini, sedikitnya 17 korban telah teridentifikasi, namun jumlah itu diperkirakan belum final.
Kasi Humas Polres Berau, AKP Ngatijan, mengungkapkan bahwa proses pendataan masih berlangsung intensif, terutama terhadap para korban yang berdomisili di Kecamatan Tabalar maupun yang telah berpindah ke wilayah lain.
“Saat ini tim Opsnal bekerja sama dengan Polsek Tabalar masih mengumpulkan informasi dari para korban. Data sementara mencatat ada 17 korban dari kelompok pelajar, dan jumlah ini kemungkinan bertambah karena sebagian korban kini sudah tersebar ke berbagai daerah,” jelasnya.
Menurutnya, seluruh korban yang terdata berjenis kelamin laki-laki. Sebagian di antaranya sudah menyelesaikan sekolah, sementara beberapa lainnya tengah menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Kondisi ini membuat proses pelacakan memerlukan waktu dan pendekatan khusus.
Ngatijan menambahkan bahwa penyelidikan ini tidak hanya berfokus pada pengumpulan keterangan saksi, tetapi juga pada pemulihan kondisi psikologis korban. Untuk itu, kepolisian mendatangkan tim psikolog dari Balikpapan guna mendampingi para korban selama pemeriksaan.
“Tim psikolog kemungkinan hari ini menuju Tabalar. Pemeriksaan korban harus melibatkan tenaga ahli karena dikhawatirkan ada dampak psikologis yang ditinggalkan dari tindakan pelaku,” ujarnya.
Ia menekankan bahwa penanganan korban dalam kasus seperti ini tidak bisa dilakukan dengan metode pemeriksaan standar. Penyimpangan seksual, kata dia, memerlukan pendampingan khusus agar korban tidak mengalami trauma berkepanjangan maupun kecenderungan meniru perilaku tersebut.
“Kasus ini harus ditangani secara hati-hati. Penyimpangan seksual bukan sekadar pelanggaran hukum, tetapi juga masalah kesehatan psikologis. Kami tidak ingin para korban terdampak lebih jauh atau justru mengikuti pola perilaku yang sama,” paparnya.
Saat disinggung mengenai pola pelaku dalam mendekati korbannya, Ngatijan menyatakan bahwa bagian tersebut masih dalam proses pendalaman penyidik. Banyak korban yang dipanggil masih berada dalam kondisi kaget dan belum siap memberikan kronologi lengkap.
“Metode pelaku membujuk korban masih kami selidiki. Nanti akan dipaparkan apabila seluruh pemeriksaan sudah selesai dan datanya lebih solid,” tandasnya. (*/)
Penulis : Muhammad Izzatullah
Editor : Ikbal Nurkarim





