TANJUNG REDEB,PORTALBERAU – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Berau diharapkan tidak hanya menjadi upaya pemenuhan gizi anak, tetapi juga penggerak ekonomi masyarakat kampung.
Anggota Komisi II DPRD Berau, Sri Kumalasari, menegaskan pentingnya pemanfaatan bahan pangan lokal dalam penyediaan menu MBG.
Menurutnya, langkah Dinas Pangan yang berencana mengutamakan hasil bumi masyarakat merupakan strategi tepat untuk memperkuat ketahanan pangan sekaligus memberdayakan petani dan nelayan lokal.
“Dengan melibatkan masyarakat sebagai pemasok bahan pangan, seperti sayur, ikan, dan hasil tani lainnya, manfaat program MBG bisa dirasakan lebih luas. Anak-anak sehat, ekonomi kampung pun tumbuh,” ujar Sri, Kamis (6/11/25).
Sri menilai, konsep integrasi antara program gizi dan ekonomi rakyat ini akan membentuk siklus yang saling menguatkan. Produksi lokal terserap, daya beli meningkat, dan masyarakat menjadi bagian aktif dalam pelaksanaan program pemerintah.
Ia juga menyoroti potensi kampung-kampung di Berau yang selama ini belum tergarap optimal. Menurutnya, jika hasil tani dan tangkapan nelayan lokal menjadi bahan utama dalam dapur MBG, maka perputaran uang akan terjadi di tingkat akar rumput.
“Kalau pasokan berasal dari masyarakat sendiri, maka ekonomi kampung akan bergerak. Ini yang disebut pembangunan dari bawah,” terangnya.
Untuk memastikan keberlanjutan program, Sri mendorong adanya sinergi lintas sektor—antara Dinas Pangan, Pertanian, Koperasi, dan Pendidikan—agar rantai pasok bahan pangan lokal dapat terjaga dan terkelola dengan baik.
Ia berharap, dengan dukungan penuh seluruh pihak, Kabupaten Berau dapat menjadi contoh daerah yang sukses menggabungkan program gizi nasional dengan pembangunan ekonomi berbasis potensi lokal.
“MBG bukan sekadar memberi makan anak-anak. Ini tentang bagaimana menciptakan sistem ekonomi yang mandiri dan berkeadilan bagi masyarakat kampung,” kuncinya. (ADV)
Penulis : Muhammad Izzatullah
Editor : Ikbal Nurkarim





