TANJUNG REDEB, PORTALBERAU – Pemkab Berau menjadi salah satu wilayah yang tengah dilirik dalam program Kampung Nelayan Merah Putih milik Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Program nasional yang diinisiasi Presiden RI ini bertujuan memperkuat ekonomi desa pesisir dan menciptakan ekosistem bisnis perikanan yang mandiri, terintegrasi dari hulu ke hilir.
Staf Ahli Menteri Kelautan dan Perikanan Bidang Ekonomi, Sosial, dan Budaya, Trian Yunanda, selaku Ketua Tim Koordinasi Pembangunan Kampung Nelayan Merah Putih, melakukan kunjungan kerja ke Berau.
Trian mengungkapkan, kunjungan ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan memetakan kampung-kampung nelayan yang berpotensi menjadi lokasi penerapan program tersebut.
“Saya datang ke sini dalam rangka identifikasi Kampung Nelayan Merah Putih. Kami sudah bertemu Bupati, dan kemarin keliling untuk memetakan desa-desa nelayan di Berau,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, program ini tidak hanya fokus pada pembangunan fisik, tetapi juga pada pembentukan ekosistem bisnis perikanan yang terintegrasi.
Nantinya, kata dia, akan ditetapkan satu kampung nelayan sebagai hub atau pusat aktivitas, sementara kampung-kampung lain di sekitarnya menjadi penyangga.
“Konsepnya terintegrasi menyeluruh. Akan ada kampung yang menjadi hub dengan fasilitas lengkap, dan desa penyangga yang memperkuat dari sisi produksi. Semua nanti dikelola melalui kelembagaan koperasi agar ekonomi desa menjadi mandiri,” jelasnya.
Trian menegaskan, kampung yang menjadi hub membutuhkan kesiapan lahan sekitar 0,5 hingga 1 hektare. Namun bagi kampung penyangga, luas lahan tidak menjadi persyaratan mutlak.
“Silakan desa-desa berlomba-lomba. Yang penting ada lahan yang siap dan potensi usaha nelayannya jelas,” ujarnya.
Menindaklanjuti kunjungan KKP, Dinas Perikanan Berau mulai melakukan pendataan dan inventarisasi kampung nelayan di wilayah pesisir. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perikanan Berau, Maulidiyah, menyebut setidaknya ada tiga kampung yang sudah masuk usulan awal, yakni Buyung-buyung, Talisayan, dan Biduk-Biduk.
“Tugas kami menyiapkan persyaratan administrasi dan melakukan observasi langsung. Kami mendata potensi, jumlah nelayan, sarana yang tersedia, hingga kendalanya,” paparnya.
Namun, pihaknya membuka peluang kampung lain untuk ikut diusulkan, seperti Kampung Radak dan Kasai, yang juga memiliki potensi besar di sektor perikanan.
“Kementerian meminta agar tidak hanya tiga kampung. Kalau memungkinkan, kampung dengan banyak nelayan akan kami inventaris semua,” ucapnya.
Mengenai kebutuhan lahan untuk kampung nelayan hub, Maulidiyah menyebut bahwa persyaratan kini lebih fleksibel.
“Awalnya harus satu hektare sehingga banyak kampung tidak siap. Namun setelah koordinasi, ternyata lahan setengah hektare juga diperbolehkan, yang penting clear dan clean,” katanya.
Dirinya menambahkan, Program Kampung Nelayan Merah Putih diharapkan menjadi angin segar bagi pengembangan sektor perikanan di Berau. Dengan konsep klaster bisnis, desa nelayan diharapkan mampu meningkatkan produktivitas, memperkuat rantai pasok, dan pada akhirnya melahirkan ekonomi desa yang mandiri berbasis koperasi nelayan.
“Kami menargetkan hasil inventarisasi selesai dalam waktu dekat untuk dilaporkan ke KKP sebagai dasar penetapan lokasi,” kuncinya. (*/)
Penulis: Wahyudi
Editor: Ikbal Nurkarim





