TANJUNG REDEB, PORTALBERAU – Pemerintah Kabupaten Berau melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Ekonomi Kreatif dengan tema “Berau Menuju Kota Kreatif”, sebagai langkah nyata dalam memperkuat peran sektor ekonomi kreatif dalam pembangunan daerah.
Kegiatan yang digelar pada Selasa (28/10/25) di Hotel Grand Parama, Tanjung Redeb ini dihadiri oleh pelaku ekonomi kreatif dari berbagai subsektor ini bertujuan untuk menyatukan persepsi, memperkuat kolaborasi, serta membangun ekosistem kreatif yang produktif di Kabupaten Berau.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Berau, Ilyas Nasir, menegaskan bahwa ekonomi kreatif bukan sekadar tentang ide atau kreativitas semata, melainkan juga kemampuan untuk menghasilkan nilai ekonomi yang nyata.
“Ekonomi kreatif ialah ekonomi yang menghasilkan. Jadi kalau hanya kreativitas saja namun tidak menghasilkan, maka itu hal yang berbeda,” ujar Ilyas saat ditemui usai Rakor.
Ia mencontohkan, kreativitas dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk, salah satunya melalui pengolahan produk lokal yang bernilai jual tinggi.
“Misalnya seperti olahan pisang yang dibuat sekreatif mungkin dan dapat memberikan penghasilan bagi pelakunya. Hal seperti ini yang ingin terus kita dorong agar kreativitas bisa berdampak ekonomi,” jelasnya.
Ilyas juga mengungkapkan bahwa Kabupaten Berau memiliki 17 subsektor ekonomi kreatif, namun dalam pelaksanaan Rakor kali ini terdapat 6 subsektor yang terlibat langsung, terdiri atas 3 subsektor unggulan dan 3 subsektor potensial.
“Dari enam subsektor ini, tiga di antaranya merupakan unggulan daerah, sementara tiga lainnya masih dalam tahap pengembangan. Ke depan, kami ingin semua subsektor ini bisa tumbuh bersama,” katanya.
Lebih lanjut, Ilyas menilai pentingnya keberadaan creative hub sebagai ruang kolaborasi dan inkubasi bagi para pelaku ekonomi kreatif di Berau.
“Oleh karena itu, perlu adanya creative hub bagi para pelaku ekonomi kreatif di Kabupaten Berau. Ini akan menjadi wadah untuk berinovasi, berjejaring, dan mengembangkan usaha mereka,” tuturnya.
Namun, Ilyas tidak menampik adanya sejumlah kendala yang dihadapi dalam pengembangan ekonomi kreatif di daerah, terutama terkait sumber daya manusia (SDM) serta sarana dan prasarana (sapras) pendukung.
“Kendala utama dari implementasi ekonomi kreatif ini adalah SDM terlebih dahulu. Setelah itu, baru masalah sarana dan prasarana yang digunakan oleh para pelaku,” ungkapnya.
Meski demikian, Disparbud Berau terus berupaya mendorong penguatan kapasitas pelaku ekonomi kreatif melalui berbagai program dan pelatihan.
“Kami juga terus berupaya mengembangkan ekonomi kreatif melalui pelatihan-pelatihan yang selalu kami gelar untuk masyarakat. Harapannya, masyarakat semakin mandiri dan kreatif dalam menciptakan produk yang bernilai jual,” kuncinya. (*/)
Penulis : Muhammad Izzatullah
Editor : Ikbal Nurkarim





