TANJUNG REDEB, PORTALBERAU – Rapat Dengar Pendapat (RDP) DPRD Berau kembali dilakukan. Kali ini rspat digelar untuk membahas evaluasi bagi Perusahaan Daerah (Perusda) Bhakti Praja.
Kegiatan yang digelar pada Senin (13/10/25) ini dihadiri oleh seluruh komisi di DPRD Berau dan Direktur serta jajaran Bhakti Praja.
Dalam proses rapat salah satu Anggota DPRD Berau, Vitalis Paulus mengatakan bahwa saat ini pihaknya selalu membicarakan terkait Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan akselerasi yang berbagai macam.
“Salah satu caranya ialah melalui Perusda. Maka kami harap bisnis yang harus dilakukan bukan bisnis yang biasa-biasa saja,” ujarnya.
Maka menurutnya, hal ini harus dilakukan juga oleh Perusda Bhakti Praja. Apalagi, diketahui bahwa pelaksanaan usaha terdapat 2 unsur yakni modal dan manajerial.
“Jadi kalau sudah ada modal maka pemimpin Perusda nya kan diperlukan,” katanya.
Kami setuju untuk penyertaan modal, misal Rp50 miliar tapi kan perlu ada kajian dan presentasi ke Komisi terkait di DPRD Berau. Jangan sampai modal yang besar untungnya kecil.
Kalaupun perencanaan tidak disanggupi oleh daerah, Viralis menambahkan bahwa hal itu dapat dilakukan secara berangsur-angsur. Apalagi diketahui keuntungan Bhakti Praja hanya Rp4 juta dalam tahun ini. Namun, tidak bisa disalahkan karena memang penyertaan modal sedikit tapi tidak separah ini juga.
“Untuk ini kami meminta komitmen dalam 1/2 tahun kalau memang tidak sanggup silahkan untuk direktur mundur,” tandasnya.
Sementara itu, Direktur Bhakti Praja, Sultan menyampaikan bahwa pihaknya dipanggil RDP oleh DPRD Berau dalam rangka evaluasi dari seluruh kegiatan Bhakti Praja dari 2023-sekarang.
“Kami sampaikan bahwa baru ada 3 bidang usaha,” ungkapnya.
Dijelaskannya bahwa 3 bidang usaha itu yakni pengangkut CPO yang bekerja sama dengan perusahaan, pihaknya juga di lapangan yakni usaha penjualan karet, dan usaha ayam petelor.
“Masalah usaha ayam petelur ini sudah sesuai dengan rencana bisnis yang kami susun, hal ini sejalan dengan rencana teknis yakni agribisnis,” jelasnya.
Apalagi, kata dia Perusda Bhakti Praja ini berasal dari 0, maka pihaknya belum berani melakukan usaha di bidang sawit. Namun, Ke depan Perusda Bhakti Praja akan melihat peluang-peluang usaha yang lain.
“Kami siap menyambut peluang kerjasama dengan siapa saja,” terangnya.
Ia mengaku, RDP ini bertujuan agar kemajuaan Bhakti Praja dapat lebih baik. Kemudian, terdapat pula kritikan dan masukan dari legislatif yang ada.
Terkait PAD, Sulan mengatakan bahwa memang semua rencana bisnis telah kami susun, tapi tidak bisa serta merta memberikan PAD.
“Apalagi belum ada penyertaan modal yang besar, karena ini berkaitan dengan SDM dan peluang-peluang yang ada ini yang perlu proses,” kuncinya. (*/)
Penulis : Muhammad Izzatullah
Editor : Dedy Warseto