TANJUNG REDEB, PORTALBERAU- Keterbatasan jumlah dokter spesialis di Kabupaten Berau masih menjadi persoalan serius yang berdampak langsung pada kualitas layanan kesehatan masyarakat.
Kondisi ini diakui Bupati Berau, Sri Juniarsih Mas, sebagai tantangan besar yang perlu segera diatasi secara sistematis dan berkelanjutan.
“Ini memang masalah, tapi pasti kami selesaikan. Secepatnya harus ditangani dan tentui bertahap, ” tegas Sri.
Menurutnya, pemerintah daerah tidak akan tinggal diam menghadapi persoalan tersebut. Salah satu langkah strategis yang sudah dilakukan adalah dengan mengirimkan delapan dokter umum untuk melanjutkan pendidikan spesialis melalui jalur afirmasi, yang telah berjalan sejak Desember 2024 lalu.
Ia menyebut, langkah ini diharapkan dapat memperkuat ketersediaan tenaga medis spesialis di masa mendatang, sehingga masyarakat Berau tidak perlu lagi menunggu lama atau dirujuk keluar daerah untuk mendapatkan layanan tertentu.
Sri juga mengakui, keterbatasan tenaga spesialis kerap membuat RSUD dr. Abdul Rivai kewalahan menghadapi lonjakan pasien. Salah satunya di bidang spesialis jantung, yang hanya mampu melayani 10 hingga 20 pasien per hari, padahal permintaan pemeriksaan mencapai ratusan orang.
“Ini menjadi perhatian serius. Kami ingin masyarakat bisa mendapatkan layanan yang cepat dan merata,” ujarnya.
Selain itu juga, kata dia, intuk mengatasi persoalan ini, Pemkab Berau tengah mengkaji berbagai opsi, termasuk kemungkinan mendatangkan dokter spesialis dari luar daerah, dengan ketentuan mereka bersedia mengabdikan diri untuk masyarakat Berau.
“Bisa saja ambil dokter dari luar, karena memang masih kurang. Tapi tentu harus dikaji dulu sesuai aturan dan kebutuhan daerah,” ucapnya.
Berdasarkan data RSUD dr. Abdul Rivai, saat ini terdapat 38 dokter spesialis, dengan empat di antaranya merupakan dokter spesialis penyakit dalam.
Sementara untuk bidang lain seperti paru, THT, mata, kesehatan jiwa, jantung, ortopedi, dan saraf (neurologi), sebagian besar masih hanya memiliki satu tenaga spesialis.
Kondisi tersebut dinilai belum ideal jika dibandingkan dengan jumlah dokter umum yang mencapai 34 orang.
Meski begitu, tahun ini juga telah dilakukan penambahan beberapa tenaga baru, termasuk dokter spesialis bedah mulut dan spesialis anak, guna memperkuat layanan dasar dan rujukan di rumah sakit daerah.
Sri berharap, seluruh langkah yang ditempuh pemerintah daerah dapat memberikan hasil nyata dalam jangka menengah dan panjang.
“Perlahan tapi pasti, kami ingin memastikan masyarakat Berau bisa merasakan layanan kesehatan yang lebih baik, cepat, dan manusiawi,” kuncinya. (*/)
Penulis: Wahyudi
Editor: Dedy Warseto