TANJUNG REDEB, PORTALBERAU- Direktur RSUD dr. Abdul Rivai, dr. Joesram, mengakui masih adanya kendala yang membuat pelayanan kesehatan di rumah sakit terbesar di Kabupaten Berau belum berjalan maksimal.
Salah satunya adalah masalah penerapan sistem teknologi informasi (IT) dan digitalisasi yang hingga kini masih menghadapi berbagai hambatan.
Menurut Joesram, digitalisasi layanan kesehatan memang menjadi kebutuhan wajib. Namun, ketersediaan sumber daya manusia (SDM) di bidang IT yang mumpuni masih sangat terbatas, terutama di daerah.
“Di sistem IT dan digitalisasi, itu kan sesuatu yang baru dan wajib. Kelemahan kami juga ada pada mencari orang IT yang bagus, apalagi di luar daerah. Standar gaji mereka cukup tinggi, sehingga sulit untuk mendapatkan yang benar-benar bisa terjangkau,” ungkapnya.
Saat ini, RSUD dr. Abdul Rivai masih mengandalkan pihak ketiga untuk mengelola sistem IT. Namun, solusi tersebut menurutnya belum sepenuhnya optimal. Ia menyebut, pengelolaan sistem IT merupakan pekerjaan jangka panjang, bukan sekadar perbaikan singkat.
“Kalau dikerjakan setengah jalan, hasilnya tidak akan maksimal. Karena ini adalah sistem warisan yang memang harus dibenahi secara menyeluruh. Kalau hanya parsial, justru bisa menghabiskan banyak anggaran tanpa hasil signifikan,” jelasnya.
Selain keterbatasan SDM, tantangan lain yang dihadapi adalah sinkronisasi sistem dengan BPJS Kesehatan. Menurut Joesram, proses integrasi atau bridging data antara rumah sakit dengan sistem BPJS memerlukan waktu cukup lama sebelum benar-benar dapat digunakan.
“Sinkronisasi dengan sistem BPJS itu sangat sulit. Proses bridging saja sampai setahun baru bisa terkoneksi penuh. Ini yang menjadi salah satu penyebab pelayanan digital belum berjalan mulus, terutama soal kepastian antrian pasien,” ujarnya.
Joesram menyebut, lambannya proses integrasi sistem kerap menjadi keluhan masyarakat, terutama ketika data pasien tidak langsung terbaca atau antrian tidak terkonfirmasi secara cepat.
Meski menghadapi berbagai tantangan, pihak RSUD dr. Abdul Rivai tetap berkomitmen untuk memperbaiki layanan berbasis digital. Ia menegaskan bahwa digitalisasi layanan kesehatan menjadi kebutuhan mutlak demi efisiensi dan kepastian layanan bagi masyarakat.
“Kami akui masih ada kekurangan yang menjadi hambatan dalam pelayanan. Namun kami terus berbenah. Karena bagaimanapun, rumah sakit ini sudah menjadi tempat ribuan nyawa terselamatkan, sehingga peningkatan layanan, termasuk di bidang teknologi, menjadi prioritas kami ke depan,” tegasnya.
Dengan adanya pengakuan ini, diharapkan masyarakat dapat memahami bahwa transformasi digital di sektor kesehatan bukan hal yang mudah. Namun, dengan perbaikan bertahap dan dukungan berbagai pihak, pelayanan kesehatan di RSUD dr. Abdul Rivai diharapkan dapat semakin cepat, tepat, dan transparan di masa mendatang. (*/)
Penulis: Wahyudi
Editor: Dedy Warseto