TANJUNG REDEB, PORTALBERAU- Pemkab Berau terus memperkuat pendekatan pemberdayaan dalam pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH).
Langkah ini bertujuan agar keluarga penerima manfaat (KPM) tidak sekadar bergantung pada bantuan sosial, tetapi mampu berkembang menuju kemandirian ekonomi.
Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Berau, Iswahyudi, menegaskan bahwa PKH merupakan program bantuan bersyarat, bukan bantuan permanen.
“PKH bukan tujuan akhir, tapi jembatan sementara untuk memperbaiki kualitas hidup. Evaluasi terus kami lakukan, agar KPM yang sudah mampu bisa mandiri dan keluar dari program,” jelasnya.
Untuk mendukung hal itu, Dinsos Berau telah menyiapkan berbagai strategi, di antaranya pelatihan keterampilan, fasilitasi akses permodalan, hingga pendampingan usaha.
Ia menyebut, pendamping PKH juga aktif memetakan potensi ekonomi keluarga dan menjembatani kerja sama dengan pelaku UMKM serta lembaga pelatihan.
“Kami tidak hanya menyalurkan bantuan, tetapi juga memberikan bekal agar mereka bisa meningkatkan penghasilan secara mandiri,” ungkapnya.
Selain pemberdayaan ekonomi, aspek kesehatan kata dia, juga menjadi prioritas utama, terutama terkait pencegahan stunting. Keluarga dengan balita diwajibkan membawa anak mereka ke posyandu secara rutin, memenuhi standar gizi, serta mengikuti edukasi dari pendamping.
“Stunting menjadi isu serius yang kami tangani bersama dalam program ini. Pendampingan dan monitoring terus dilakukan agar tumbuh kembang anak bisa lebih optimal,” tegasnya.
Berdasarkan data Dinsos Berau, hingga 2024 masih terdapat 6.746 keluarga penerima PKH. Pemkab menargetkan jumlah tersebut berkurang secara bertahap seiring meningkatnya kemandirian keluarga.
Iswahyudi menegaskan bahwa keluarga yang lulus dari program tidak ditinggalkan begitu saja. Mereka tetap mendapatkan akses ke berbagai fasilitas pemberdayaan lain, seperti pelatihan kerja maupun bantuan usaha.
“Mereka yang keluar dari program tidak dibiarkan begitu saja. Masih ada banyak bentuk dukungan yang bisa dimanfaatkan, sehingga mereka tetap bisa berkembang,” kuncinya. (*/)
Penulis: Wahyudi
Editor: Dedy Warseto





