TANJUNG REDEB, PORTALBERAU Pemerintah Kabupaten Berau melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) terus mencari formula untuk mendorong ekonomi kreatif sekaligus memperkuat daya tarik pariwisata. Salah satu langkah yang kembali diusulkan adalah penyelenggaraan Karrap Festival, sebuah ajang seni budaya yang pada tahun sebelumnya berhasil menyedot perhatian masyarakat.
Kepala Disbudpar Berau, Ilyas Natsir, mengungkapkan bahwa Karrap Fest 2025 sudah diajukan masuk dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan (APBD-P). Menurutnya, festival tersebut bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga wadah strategis untuk menampilkan potensi lokal.
“Melalui Karrap Fest, kami ingin mempertemukan seniman, pelaku UMKM, dan komunitas kreatif dalam satu panggung. Harapannya, kegiatan ini bisa menjadi motor penggerak ekonomi kreatif di Berau,” ujarnya baru-baru ini.
Tahun sebelumnya, Karrap Fest berlangsung selama 12 pekan berturut-turut di kawasan Tepian Sungai Segah, dengan berbagai pementasan mulai dari tari tradisional, musik, teater, hingga pameran produk UMKM. Konsep penyelenggaraan mingguan tersebut terbukti mampu menghadirkan keramaian dan menghidupkan suasana malam Tanjung Redeb.
Nama “Karrap”, yang berarti “sering” dalam bahasa Berau, dipilih untuk menggambarkan intensitas kegiatan yang rutin hadir setiap pekan. Ilyas menilai, kebiasaan baru ini menjadi salah satu cara membangun apresiasi masyarakat terhadap seni budaya sekaligus mendorong aktivitas wisata berbasis komunitas.
“Tahun lalu respon masyarakat sangat positif. Kalau tahun ini anggarannya disetujui, kami ingin memperkaya jenis pertunjukan dan melibatkan lebih banyak komunitas,” terangnya.
Menurutnya, salah satu fokus ke depan adalah menampilkan keragaman budaya dari berbagai suku yang ada di Berau, seperti Jawa, Bugis, Banjar, hingga Dayak. Dengan begitu, festival tidak hanya menjadi etalase seni lokal, tetapi juga ruang kolaborasi antarbudaya.
Selain itu, Disbudpar juga berencana menyoroti enam subsektor ekonomi kreatif, mulai dari seni pertunjukan, kriya, kuliner, fashion, hingga subsektor lainnya yang berpotensi dikembangkan. Keterlibatan pelaku ekraf ini diharapkan mampu memberi dampak ekonomi langsung bagi masyarakat.
“Kita lihat nanti keputusan soal anggaran. Kalau cukup, kualitas dan cakupan kegiatan akan kami tingkatkan. Tujuan akhirnya adalah menghadirkan ruang tumbuh bagi kreativitas anak muda Berau,” jelasnya.
Ia menambahkan, keberlanjutan Karrap Fest penting untuk menjaga gairah seni sekaligus memperkuat citra Berau sebagai daerah yang kaya budaya. Festival ini bukan hanya milik pemerintah, tapi milik masyarakat.
“Semoga bisa terus menjadi tradisi baru yang bermanfaat luas,” kuncinya. (*/)
Penulis : Muhammad Izzatullah
Editor : Dedy Warseto