PULAU DERAWAN, PORTALBERAU – Pesona Pulau Derawan di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, sudah mendunia. Keindahan bawah lautnya yang dihuni penyu, hiu paus, hingga lumba-lumba menjadi daya tarik utama wisatawan lokal maupun mancanegara. Namun, pesatnya pertumbuhan pariwisata dalam satu dekade terakhir juga memunculkan masalah serius: timbulan sampah yang semakin meningkat.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Berau, pada 2024 jumlah kunjungan wisatawan ke Kecamatan Pulau Derawan mencapai 34.160 orang. Lonjakan ini turut mendorong tumbuhnya usaha penginapan dan rumah makan yang kini tercatat sekitar 80 unit. Namun, aktivitas tersebut menyumbang rata-rata 46 ribu kilogram sampah per hari—angka yang mengkhawatirkan untuk sebuah pulau kecil seluas 44,6 hektare.
Kepala Kampung Pulau Derawan, Indra Mahardika, menegaskan bahwa masalah sampah menjadi perhatian serius warganya. Menurutnya, sampah plastik sudah menjadi perhatian serius bagi masyarakat maupun pemerintah Kampung Derawan.
“Kami memang sangat membutuhkan pengelolaan yang lebih baik. Selama ini sampah belum melalui proses pemilahan, melainkan langsung dibuang ke TPA atau bahkan dibakar,” ujarnya.
Untuk menjawab persoalan tersebut, Pemerintah Kabupaten Berau bersama mitra pembangunan menyiapkan pembangunan Tempat Pengolahan Sampah berbasis Reduce-Reuse-Recycle (TPS3R) di Kampung Pulau Derawan. Fasilitas ini merupakan bagian dari implementasi Master Plan Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan yang disusun sejak 2024 dengan dukungan Yayasan WWF Indonesia.
Proses pembangunan TPS3R dimulai dari pengadaan lahan seluas 20×20 meter, yang kemudian dilengkapi dokumen Sertifikat Hak Pakai (SHP). Setelah melalui proses legalitas dan koordinasi lintas instansi selama lebih dari setahun, izin pembangunan akhirnya terbit.
“Pengajuan legalitas dan perizinan cukup memakan waktu, tapi kini semuanya sudah siap. Pembangunan TPS3R akan segera dimulai,” terangnya.
Rencananya, groundbreaking pembangunan TPS3R akan dilaksanakan pada awal September 2025. Kehadiran fasilitas ini diharapkan menjadi solusi jangka panjang dalam menjaga kebersihan lingkungan sekaligus meningkatkan kualitas hidup masyarakat setempat.
Indra menambahkan, partisipasi masyarakat akan menjadi kunci keberhasilan pengelolaan TPS3R. Pihaknua pun ingin masyarakat bukan hanya menyerahkan sampah, tapi juga ikut memilah dan mengelola.
“Dengan begitu, sampah bisa bernilai ekonomi dan menjadi peluang usaha baru bagi warga,” katanya.
Selain infrastruktur, rencana ini juga mencakup pelatihan pemilahan sampah dan pemberian alat penunjang operasional TPS3R. Upaya tersebut diharapkan memperkuat perubahan perilaku masyarakat terhadap konsumsi plastik sekali pakai sekaligus mendorong ekonomi sirkular.
Pembangunan TPS3R, Pulau Derawan diharapkan bisa menjadi model pengelolaan sampah terpadu untuk pulau-pulau kecil lainnya di Indonesia.
“Kami berharap Derawan bisa menjadi contoh, bahwa pariwisata bisa berkembang tanpa harus mengorbankan kelestarian lingkungan,” kuncinya. (*/)
Penulis : Muhammad Izzatullah
Editor : Dedy Warseto