TANJUNG REDEB, PORTALBERAU- Memasuki puncak musim kemarau, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Berau meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Sebanyak 13 posko disiagakan di seluruh kecamatan untuk memantau dan menangani potensi kebakaran.
Kepala BPBD Berau, Masyhadi Muhdi, mengatakan setiap posko diperkuat personel gabungan dari TNI, Polri, Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH), dan Masyarakat Peduli Api (MPA).
“Semua posko tetap aktif seperti biasa, dengan personel yang siap siaga menghadapi kemungkinan terjadinya kebakaran. Kita juga dibantu dua regu manggala serta tim gabungan di lapangan,” ungkapnya.
Lanjutnya, meski memasuki Bulan Agustus ini tidak terdeteksi adanya titik panas (hotspot), Masyhadi mengungkapkan puncak tertinggi jumlah hotspot terjadi pada 30 Juli 2025, mencapai 77 titik yang tersebar di beberapa kecamatan.
“Namun, tingginya jumlah hotspot itu tidak selalu berarti ada kebakaran lahan. Sering kali muncul akibat suhu udara yang sangat panas,” jelasnya.
Ia menyebutkan, beberapa kecamatan yang kerap mencatat suhu tinggi antara lain Pulau Derawan, Tabalar, Segah, Kelay, Teluk Bayur, dan Talisayan. Kawasan-kawasan ini menjadi prioritas pemantauan intensif oleh tim di lapangan.
Dari sisi peralatan, BPBD memastikan seluruh posko telah dilengkapi perlengkapan penanganan karhutla. Namun, tantangan terbesar di lapangan adalah akses menuju lokasi kebakaran dan ketersediaan sumber air.
“Kalau lokasi kebakaran sulit dijangkau kendaraan, itu butuh waktu lebih lama. Sumber air yang jauh juga jadi kendala, karena tim harus bolak-balik mengambil air dari titik terdekat,” terangnya.
Dirinya mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan tidak melakukan aktivitas yang berpotensi memicu kebakaran, seperti membakar lahan atau membuang puntung rokok sembarangan
“Langkah pencegahan dini dinilai sangat penting mengingat kondisi cuaca kita kering masih akan berlangsung dalam beberapa bulan ke depan,” kuncinya. (*/)
Penulis: Wahyudi
Editor: Dedy Warseto