TANJUNG REDEB, PORTALBERAU – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Berau terus memperkuat upaya pelestarian budaya daerah dengan menyasar generasi muda.
Salah satunya melalui pelatihan musik gambus yang digelar selama tiga hari, 21 hingga 23 Juli 2025.
Kegiatan yang melibatkan 20 pelajar dari sejumlah SMA ini menjadi momentum penting dalam regenerasi pelaku seni tradisi.
Dalam kesempatannya, Kepala Disbudpar Berau, Ilyas Natsir, menegaskan bahwa pelatihan ini merupakan langkah awal yang strategis dalam memastikan seni musik gambus tetap hidup dan berkembang.
“Ini pertama kalinya kami mengundang langsung sekolah-sekolah untuk terlibat dalam pelatihan gambus. Karena kami percaya, pelajar adalah kunci utama dalam menjaga keberlanjutan budaya lokal,” ungkapnya.
Lanjutnya, pelatihan ini juga menghadirkan pelatih lokal yang dinilai mumpuni dan berpengalaman dalam memainkan musik gambus alat musik khas yang sudah menjadi bagian penting dari identitas kesenian Berau.
Menurut Ilyas, gambus bukan sekadar alat musik, tapi simbol dari kekayaan tradisi lisan dan musikal masyarakat.
“Lagu-lagu daerah kita banyak yang diiringi gambus. Maka penting bagi generasi muda untuk mengenal dan bisa memainkannya. Harapannya, pelatihan ini bisa terus berlanjut, tidak hanya berhenti di pelatihan dasar,” ujarnya.
Ilyas menyebutkan, keberlanjutan kegiatan ini sangat penting, dan pihaknya telah berencana menyelenggarakan pelatihan lanjutan serta mengadakan lomba gambus sebagai wadah ekspresi bagi para peserta.
“Saya ingin anak-anak ini bisa tampil, menunjukkan kemampuannya lewat ajang lomba. Itu juga bagian dari promosi seni daerah kita,” katanya.
Ia juga menyoroti pentingnya regenerasi di tengah minimnya pelaku seni tradisi usia muda. Saat ini, sebagian besar pelaku seni yang masih aktif sudah berusia lanjut. Karena itu, dokumentasi terhadap keahlian mereka juga menjadi rencana prioritas.
“Kita tidak ingin ilmu mereka hilang. Kalau perlu, akan kita dokumentasikan, direkam, agar bisa menjadi rujukan bagi generasi berikutnya,” ucapnya.
Tak hanya gambus, Disbudpar juga merancang pelatihan serupa untuk sejumlah kesenian tradisional lainnya yang tersebar di Berau. Di antaranya musik kulintang khas Suku Bajau, tari jappin, tari dalling, seni tari Dayak, hingga bela diri tradisional kuntau.
“Semua itu bagian dari identitas kita sebagai masyarakat Berau. Kalau tidak kita rawat, bukan tidak mungkin akan hilang ditelan zaman. Pelajar perlu dikenalkan, agar budaya ini tidak hanya jadi tontonan, tapi benar-benar dipahami dan dilestarikan,” tegas Ilyas.
Dirinya menambahkan, sebagai bentuk pengakuan dan penghormatan terhadap para pelaku seni tradisi, Disbudpar juga tengah menyiapkan skema penghargaan yang akan diberikan secara resmi pada momen Hari Jadi Kabupaten Berau.
“Kami ingin memberikan piagam penghargaan sebagai bentuk apresiasi terhadap mereka yang sudah mengabdi dan menjaga warisan budaya daerah. Ini juga cara kami menegaskan bahwa mereka adalah bagian penting dari ekosistem budaya Berau,” tuturnya.
Ilyas menambahkan, ketersediaan alat musik tradisional, termasuk gambus, masih cukup terjaga. Sejumlah pengrajin lokal masih aktif memproduksi meski dalam jumlah terbatas. Bila diperlukan, pihaknya juga siap melakukan pemesanan dari luar daerah seperti Pulau Jawa.
“Dengan berbagai inisiatif ini, kami berharap agar seni tradisi Berau tetap bertahan dan berkembang meski di tengah gempuran budaya global. Yang lebih penting, para pelajar diharapkan tak hanya menjadi penikmat budaya, tapi juga pelaku aktif yang mewariskan kekayaan tradisi kepada generasi berikutnya,” kuncinya. (ADV)
Penulis: Wahyudi
Editor: Ikbal Nurkarim