PORTALBERAU – Kalimantan Timur kembali menjadi sorotan dalam peta energi global. Perusahaan energi asal Italia, Eni, menyatakan komitmennya untuk berinvestasi sebesar 10 miliar dolar AS atau setara Rp165 triliun (kurs Rp16.500) di wilayah lepas pantai provinsi ini.
Rencana investasi raksasa itu diumumkan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia saat menghadiri pembukaan Musyawarah Daerah (Musda) XI Partai Golkar Kalimantan Timur di Samarinda, Sabtu (19/7/2025).
”Investasi yang diminati Eni berada di lapangan produksi gas alam di lepas pantai Kaltim, tepatnya di Blok Jangkrik dan Blok Merakes di Selat Makassar,” ujar Bahlil kepada wartawan, dikutip dari Antara.
Eni adalah perusahaan energi multinasional berbasis di Roma, yang berdiri sejak 1953 dan kini beroperasi di lebih dari 70 negara.
Fokus utama mereka adalah eksplorasi, produksi, dan pengembangan hidrokarbon baik di darat maupun laut lepas.
Bahlil menyebut, produksi gas oleh Eni akan dimulai pada tahun 2027.
Ia optimistis proyek ini dapat meningkatkan kapasitas produksi nasional dan memperkuat ketahanan energi, baik untuk kebutuhan dalam negeri maupun ekspor.
“Dengan tambahan produksi dari dua ladang itu, kita harap bisa dorong ketahanan energi nasional dan tingkatkan daya saing ekspor gas kita,” ungkapnya.
Bahlil juga menyatakan, meski situasi ekonomi global tidak menentu akibat konflik geopolitik dan perang tarif, minat investasi asing ke Indonesia tetap tinggi.
Ia memuji diplomasi luar negeri Presiden Prabowo Subianto yang dinilainya berhasil menurunkan tarif perdagangan dari Amerika Serikat kepada Indonesia.
“Tarif dari AS berhasil ditekan dari 32 persen menjadi 19 persen. Ini pencapaian luar biasa di tengah perang dagang global,” ujarnya.
Lebih lanjut, Bahlil menegaskan bahwa investasi Eni juga akan membawa dampak sosial-ekonomi bagi daerah.
Ia menyebut akan ada peningkatan tenaga kerja lokal dan mendorong agar sebagian participating interest (PI) diberikan kepada Pemprov Kaltim.
Dengan begitu, Dana Bagi Hasil (DBH) untuk daerah akan meningkat, mempercepat perputaran ekonomi dan memperkuat posisi Indonesia di pasar energi dunia. (*/)