TANJUNG REDEB, PORTALBERAU – Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Berau mencatat terjadinya deflasi sebesar 0,18 persen secara bulanan (month to month) pada Juni 2025.
Sementara itu, inflasi tahunan (year on year) tercatat hanya 0,77 persen, menjadikan Berau sebagai wilayah dengan inflasi tahunan terendah di Provinsi Kalimantan Timur.
Dalam kesempatannya, Kepala BPS Berau, Yudi Wahyudin, menjelaskan bahwa capaian ini menunjukkan stabilitas harga yang relatif terkendali di tengah dinamika ekonomi nasional maupun regional.
Ia menekankan bahwa Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan indikator penting untuk melihat pergerakan harga barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat.
“Penghitungan IHK mengacu pada Survei Biaya Hidup (SBH) dan saat ini menggunakan tahun dasar 2022. Penyesuaian ini mencakup bobot jenis pasar dan rata-rata harga komoditas, sehingga mencerminkan kondisi ekonomi masyarakat secara lebih akurat,” ungkapnya.
Penurunan inflasi di Juni 2025 banyak dipengaruhi oleh turunnya harga sejumlah komoditas pangan, terutama sayuran. BPS mencatat kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami deflasi tertinggi, yakni sebesar 0,99 persen dengan kontribusi -0,28 persen terhadap total deflasi bulan tersebut.
“Khususnya bayam, yang memberikan andil deflasi sebesar -0,11 persen. Pasokan yang melimpah dari petani lokal maupun luar daerah menurunkan harga secara signifikan,” ujarnya.
Selain bayam, komoditas lain yang turut menekan laju inflasi antara lain daging ayam ras, sawi hijau, kangkung, terong, ikan tongkol, jagung manis, ikan kembung, daun kemangi, hingga emas perhiasan.
Namun demikian, pada sisi lain, terjadi kenaikan harga pada sektor transportasi udara, seiring dengan meningkatnya mobilitas masyarakat saat Hari Raya Iduladha dan libur sekolah. Tiket pesawat menyumbang inflasi sebesar 0,11 persen pada Juni 2025, menjadi komoditas penyumbang inflasi terbesar bulan ini.
“Permintaan perjalanan udara meningkat tajam selama libur panjang, mendorong kenaikan harga tiket pesawat. Ini menjadi faktor utama yang mendorong inflasi, meski tidak terlalu dominan,” terang Yudi.
Secara tahunan, inflasi di Kabupaten Berau pada Juni 2025 tercatat sebesar 0,77 persen, menurun dibandingkan Mei 2025 yang mencapai 0,92 persen. Komoditas yang memberikan kontribusi inflasi tertinggi secara tahunan adalah emas perhiasan (0,35 persen), disusul oleh kopi bubuk, udang basah, minyak goreng, ikan bandeng, sigaret kretek mesin, dan sewa rumah.
Tiga kelompok pengeluaran dengan andil inflasi tahunan terbesar di Berau adalah Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya: Inflasi 5,91 persen, andil 0,41 persen, Kelompok makanan, minuman, dan tembakau: Inflasi 0,56 persen, andil 0,16 persen dan Kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran: Inflasi 1,78 persen, andil 0,12 persen.
Sementara itu, beberapa komoditas juga menjadi penahan inflasi tahunan, seperti daging ayam ras (-0,54 persen), angkutan udara, tomat, pisang, beras, bensin, sabun deterjen bubuk, laptop, hingga pembalut wanita.
Jika dibandingkan wilayah lain di Kalimantan Timur, Berau mencatatkan inflasi tahunan terendah pada Juni 2025 dengan 0,77 persen. Sedangkan Balikpapan dan Samarinda mencatat inflasi tertinggi, masing-masing sebesar 1,77 persen.
Ia menyebut, untuk deflasi month to month terdalam dicatatkan oleh Kabupaten Penajam Paser Utara, yakni 0,22 persen.
“Secara keseluruhan, Provinsi Kalimantan Timur mencatat deflasi month to month sebesar 0,54 persen dan inflasi tahunan 1,62 persen. Sementara inflasi year to date Berau berada di angka 1,02 persen,” ucapnya.
Ia menyebut, pihaknya juga mencatat, sejak April 2025, tren inflasi di Berau mulai melandai, setelah sempat meningkat pada tiga bulan pertama tahun ini. Penurunan yang berlanjut di Mei dan Juni memperkuat stabilitas harga komoditas, terutama bahan pangan.
Yudi menegaskan pentingnya menjaga stabilitas harga, khususnya komoditas pangan, karena sangat memengaruhi daya beli dan kesejahteraan masyarakat. Ia menyebut pemantauan rutin terhadap IHK akan terus dilakukan sebagai bagian dari evaluasi perkembangan ekonomi daerah.
“Stabilitas harga menjadi kunci bagi ketahanan ekonomi masyarakat. Kolaborasi lintas sektor, termasuk penguatan distribusi pangan dan pengendalian harga, harus terus ditingkatkan,” ujarnya.
Dirinya menambahkan, Kabupaten Berau mencatat deflasi sebesar 0,18 persen di bulan Juni 2025, inflasi tahunan sebesar 0,77 persen, dan inflasi year to date 1,02 persen.
“Komoditas pangan kita seperti bayam menjadi penyumbang deflasi utama, sementara sektor perawatan pribadi dan emas perhiasan menjadi pendorong utama inflasi tahunan,” kuncinya. (*/)
Penulis: Wahyudi
Editor: Ikbal Nurkarim