TANJUNG REDEB, PORTALBERAU- Perayaan Hari Jadi ke-262 Kampung Tumbit Dayak yang dirangkai dengan Festival Budaya Bekudung Batiung berlangsung meriah dan penuh makna, Kamis (26/6/25).
Dalam momen bersejarah ini, Asisten III Setkab Berau, Maulidiyah, hadir mewakili Bupati Berau, Sri Juniarsih Mas, menyampaikan apresiasi sekaligus komitmen pemerintah daerah dalam menjaga dan melestarikan warisan budaya lokal.
Dalam kesempatannya tersebut, Maulidiyah menyatakan bahwa Bekudung Batiung bukan sekadar tradisi tahunan, tetapi juga bagian penting dari identitas budaya Kabupaten Berau.
Kata dia, kegiatan ini dinilai sebagai bentuk nyata masyarakat dalam menjaga adat istiadat sekaligus menjadi potensi besar dalam pengembangan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
“Festival budaya ini bukan hanya ajang pelestarian tradisi, tetapi juga daya tarik wisata otentik Berau yang patut dibanggakan. Karena itu, Bekudung Batiung telah masuk dalam kalender event wisata daerah,” ungkapnya.
Pemkab Berau, lanjut Maulidiyah, terus menunjukkan perhatian serius dalam mendukung pelestarian budaya. Salah satunya melalui pengembangan kawasan pusat seni budaya, pembangunan balai adat, serta revitalisasi bangunan dan situs bersejarah seperti keraton dan makam-makam tua.
Tak hanya itu, dalam prosesi Bekudung Batiung terdapat beragam rangkaian adat yang kaya nilai filosofi dan simbolisme. Mulai dari ritual Jak Gai, Batiung, Bejiak, hingga kunjungan ke Rumah Kepala Tua sebagai tokoh sentral adat.
Festival ini juga menampilkan atraksi khas seperti Panjat Piruai—sebuah tradisi menantang mengambil madu dari pohon tinggi menggunakan seutas rotan, yang menunjukkan kedekatan masyarakat dengan alam.
“Tidak semua tempat memiliki kekayaan budaya seperti ini. Tradisi Panjat Piruai misalnya, bukan hanya unik, tapi juga mencerminkan kearifan lokal masyarakat Tumbit Dayak dalam memanfaatkan alam secara bijak,” jelasnya.
Festival ini juga menjadi ajang memperkenalkan Tiang Sejarah, yaitu tiang pertama dan tertua di Kampung Tumbit Dayak yang memiliki nilai historis tinggi. Keberadaan situs ini semakin memperkaya narasi budaya dan sejarah kampung, sekaligus menambah daya tarik wisata bagi para pengunjung.
Maulidiyah menegaskan bahwa pelestarian budaya lokal harus berjalan beriringan dengan upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, pariwisata berbasis adat dan ekowisata harus menjadi perhatian serius seluruh pihak, termasuk Dinas Kebudayaan dan Pariwisata serta instansi terkait.
“Dengan memaksimalkan potensi budaya lokal seperti Bekudung Batiung, kita dapat mendorong kemandirian kampung sekaligus menciptakan lapangan kerja baru di sektor pariwisata,” tuturnya.
Kampung Tumbit Dayak sendiri saat ini telah berstatus sebagai Kampung Mandiri. Pemkab Berau berharap status ini menjadi pijakan kuat untuk terus mengembangkan kampung sebagai ikon wisata budaya Berau yang setara dengan potensi wisata bahari yang selama ini lebih dikenal.
“Kita ingin wisata Berau tidak hanya terkenal karena laut dan pulau-pulau indahnya, tapi juga karena budayanya yang unik, asli, dan masih hidup di tengah masyarakat,” tegas Maulidiyah.
Mewakili Pemkab Berau Maulidiyah menambahkan, pihaknya mengucapkan selamat ulang tahun ke-262 bagi Kampung Tumbit Dayak.
Ia berharap, dengan bertambahnya usia, kampung ini semakin maju, pelayanannya meningkat, serta terus menjadi teladan dalam pelestarian budaya dan pembangunan berbasis masyarakat.
“Kami optimis, dengan semangat gotong royong dan kearifan lokal, Kampung Tumbit Dayak akan terus melangkah maju menjadi kampung yang mandiri, maju, dan membanggakan Kabupaten Berau,” kuncinya. (*/)
Penulis: Wahyudi
Editor: Dedy Warseto