TANJUNG REDEB, PORTALBERAU- Sore yang cerah di akhir pekan menjadi momentum yang istimewa bagi puluhan anak muda Berau. Di halaman terbuka Story Mount Cafe and Restaurant, antusiasme tampak menyala saat mereka mengikuti kegiatan “Book Party Edisi Belajar Bahasa Isyarat Bareng”.
Kegiatan ini digagas oleh Komunitas Gerobak Buku Berau berkolaborasi dengan Forum Peduli Anak Berkebutuhan Khusus Kabupaten Berau.
Di tengah para peserta, tampak sosok Hadi Prabowo, pengajar dari SLB Negeri Tanjung Redeb, mengenakan kemeja biru dan celana jeans, memandu jalannya pembelajaran bahasa isyarat.
Dengan ekspresi penuh semangat dan tangan yang lincah, Hadi memperagakan berbagai isyarat, mulai dari kosa kata sederhana hingga kalimat dan pertanyaan kompleks.
Puluhan peserta yang hadir tampak fokus dan antusias mengikuti setiap gerakan. Suasana hangat terasa saat mereka mencoba menirukan isyarat yang diajarkan. Salah satu peserta, Rahmahwati Nurazizah (24), mengaku sangat senang bisa mengikuti kegiatan ini.
“Kegiatan belajar bahasa isyarat bareng sangat menyenangkan. Aku juga merasa bangga melihat antusias teman-teman di Berau,” ucapnya.
Rahmahwati, warga asal Tasikmalaya yang kini tinggal di Kampung Tasuk, Kecamatan Gunung Tabur, mengatakan bahwa minat masyarakat Berau untuk belajar bahasa isyarat menunjukkan semangat inklusivitas yang kuat.
Ia juga mengungkapkan bahwa ini merupakan pengalaman pertamanya bertemu langsung dengan teman tuli selama dua tahun tinggal di Berau.
“Waktu datang ke kegiatan ini, ternyata ada ya teman tuli di Berau. Selama ini aku belum pernah ketemu langsung, jadi ini pengalaman yang menyenangkan dan membuka mata,” tuturnya.
Ia sendiri pernah mengikuti pelatihan Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO) di Jawa Barat hingga level dua, dan berharap kegiatan seperti ini bisa terus berlanjut agar semakin banyak orang yang peka terhadap pentingnya komunikasi inklusif.
“Bahasa itu butuh dibiasakan. Jadi nggak cukup kalau belajar hanya sekali,” tegasnya.
Sementara itu, Penggerak Komunitas Gerobak Buku Berau, Risna Herjayanti, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan edisi perdana dari rangkaian “Book Party” yang dirancang untuk bersifat inklusif dan universal.
“Kami ingin membuat kegiatan literasi yang bisa diakses semua kalangan, tidak hanya sahabat dengar, tetapi juga sahabat tuli,” jelasnya.
Guru Seni Budaya di SMAN 2 Berau ini mengungkapkan bahwa ide untuk membuat kegiatan belajar bahasa isyarat berawal dari pengalaman pribadi saat mengikuti Lokakarya Penulisan Buku Cerita Anak Bergambar pada Oktober 2024.
Saat itu, Gerobak Buku berkolaborasi dengan SLB Negeri Tanjung Redeb, melibatkan siswa penyandang disabilitas sebagai ilustrator buku, yakni Dimas Syaiful Aqil dan Celsie Olivia.
“Waktu itu saya kesulitan berkomunikasi dengan mereka karena tidak menguasai bahasa isyarat. Dari situ muncul keinginan untuk belajar dan mengajak lebih banyak orang agar melek bahasa isyarat,” tutur Risna.
Melalui kegiatan “Book Party”, Komunitas Gerobak Buku Berau tak hanya menyediakan bacaan menarik bagi masyarakat, tapi juga mengemasnya dalam bentuk kegiatan edukatif, menyenangkan, dan penuh makna.
“Kami ingin literasi di Berau tidak terasa monoton. Selain membaca buku, peserta bisa belajar hal-hal baru, seperti bahasa isyarat ini,” kuncinya.
Kegiatan ini mendapat respons positif dari peserta dan komunitas, menandakan semangat inklusivitas di Bumi Batiwakkal terus tumbuh. Harapannya, kegiatan belajar bahasa isyarat bisa menjadi agenda rutin dan bagian dari gerakan literasi yang lebih luas di Kabupaten Berau. (*/)
Penulis: Wahyudi
Editor: Dedy Warseto