TANJUNG REDEB, PORTALBERAU- Eko Sulastyo resmi dilantik sebagai Ketua Dewan Pengurus Daerah Persatuan Perawat Nasional Indonesia (DPD PPNI) Kabupaten Berau untuk periode 2025–2030.
Pelantikan berlangsung di Hotel Grand Parama, Tanjung Redeb, dan menjadi tonggak sejarah karena ini merupakan kepengurusan pertama organisasi profesi perawat di Bumi Batiwakkal.
Eko memimpin organisasi ini bersama Jonatan Rambung sebagai Sekretaris dan Endang Sri Iryani di posisi Bendahara.
Kepengurusan DPD PPNI Berau ini juga diperkuat oleh 33 anggota lainnya, yang seluruhnya merupakan tenaga perawat aktif di berbagai fasilitas pelayanan kesehatan di wilayah perkotaan Berau.
Eko menyampaikan bahwa fokus utama kepengurusannya ke depan adalah memperjuangkan isu-isu strategis di bidang kesehatan, khususnya menyangkut profesi keperawatan.
“Keterbatasan jumlah tenaga keperawatan di Berau menjadi tantangan besar. Ini menunjukkan betapa pentingnya reformasi sektor kesehatan, termasuk dalam hal distribusi dan kesejahteraan perawat,” ungkapnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa DPD PPNI Berau akan berperan aktif dalam meningkatkan kesejahteraan para perawat melalui berbagai program, salah satunya peningkatan kompetensi dan pelatihan berkelanjutan.
Selain itu, kata dia, pengurus juga akan memperkuat kegiatan sosial kemasyarakatan untuk memperluas eksistensi PPNI di mata publik.
“Program kerja telah kami susun dan akan segera dibahas secara lebih rinci dalam rapat kerja internal,” ujarnya.
Sebagai organisasi profesi yang mengedepankan prinsip egaliter, Eko menekankan pentingnya membangun kolaborasi, baik dengan pemerintah daerah maupun dengan organisasi profesi kesehatan lainnya.
Ia berharap, PPNI Berau dapat mengambil peran strategis dalam mendukung kebijakan serta program yang telah dirancang oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Berau.
“PPNI bukan organisasi eksklusif yang berjalan sendiri. Kami ingin menjadi mitra strategis yang mampu menjembatani kebutuhan dan aspirasi para perawat, serta mendukung keberhasilan program kesehatan daerah,” tegasnya.
Salah satu perhatian khusus Eko tertuju pada rekan-rekan seprofesi yang bertugas di daerah pelosok, terpencil, dan tertinggal. Menurutnya, perlu ada kebijakan afirmatif dari pemerintah daerah untuk menjamin kesejahteraan para perawat yang bertugas di wilayah-wilayah tersebut.
Ia juga menyoroti pentingnya sistem pengupahan yang adil dan proporsional, mengingat jenjang pendidikan dan kualifikasi perawat tidaklah sama.
“Saat ini pendapatan masih disamaratakan, padahal lulusan D3 dan S1 profesi Ners memiliki latar belakang pendidikan dan tanggung jawab yang berbeda. Sudah saatnya kebijakan daerah mempertimbangkan hal ini secara serius,” kuncinya. (*/)
Penulis: Wahyudi
Editor: Dedy Warseto