TANJUNG REDEB, PORTALBERAU– Peran Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) di Kabupaten Berau dinilai sangat penting dalam menjaga dan meningkatkan produktivitas sektor pertanian. Namun, dukungan anggaran yang tersedia masih jauh dari kata ideal untuk menunjang operasional di lapangan.
Kepala UPT Balai Pelaksana Penyuluhan Pertanian (BP3) DTPHP Berau, Ilhamdi mengungkapkan, meskipun ada alokasi anggaran rutin dari APBD Kabupaten Berau, namun jumlahnya belum mencukupi untuk kebutuhan riil para penyuluh.
“Memang ada dana dari APBD, tapi terbatas. Misalnya untuk perawatan kendaraan, hanya Rp 20 juta setahun dibagi untuk 45 penyuluh. Padahal kondisi geografis Berau berbeda dengan wilayah di Pulau Jawa, di sini medannya berat, naik-turun bukit,” terang Ilhamdi beberapa waktu lalu.
Menurutnya, biaya operasional para PPL seharusnya disesuaikan dengan tantangan geografis yang mereka hadapi di daerah. Beberapa wilayah bahkan mengharuskan penyuluh menempuh perjalanan sulit untuk menjangkau petani.
Tahun ini, selain dari APBD, bantuan keuangan (Bankeu) dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur senilai Rp 700 juta juga dialokasikan untuk mendukung kegiatan penyuluhan.
“Bantuan dari provinsi ini akan digunakan untuk keperluan ATK, operasional harian, BBM, paket data internet, hingga kegiatan peningkatan kapasitas. Tahun ini rencananya pelatihan peningkatan kapasitas akan dilaksanakan di Samarinda,” jelasnya.
Namun, tidak semua PPL bisa mengikuti pelatihan tersebut. Dari total 80 penyuluh yang ada di Berau, hanya 45 yang diikutsertakan. Sebanyak 35 lainnya belum masuk dalam anggaran karena baru lulus seleksi CPNS dan belum terdata dalam program pelatihan.
“Sebanyak 35 PPL yang baru lulus CPNS belum bisa diikutkan karena anggarannya belum tersedia,” tambah Ilhamdi.
Ia juga mengungkapkan bahwa ke depan ada wacana dari pemerintah pusat untuk menarik seluruh PPL di bawah komando langsung Kementerian Pertanian. Jika itu terwujud, maka pembiayaan hingga penggajian akan menjadi tanggung jawab pusat.
“Kami harap, dengan adanya kebijakan tersebut, perhatian terhadap kesejahteraan dan kebutuhan PPL bisa lebih maksimal,” kuncinya. (*/)
Penulis: Muhammad Izzatullah
Editor: Dedy Warseto