TANJUNG REDEB, PORTALBERAU – Pencarian memasuki hari kedua terhadap Seorang warga Kampung Kasai, Kecamatan Pulau Derawan, Kabupaten Berau, yang dilaporkan hilang dan diduga kuat akibat serangan buaya pada Sabtu malam (14/6/2025) lalu sekitar pukul 22.15 WITA terus dilakukan. Korban diketahui bernama Ayong warga RT 01 Kampung Kasai.
Danru BPBD/PMK Kecamatan Pulau Derawan, Rory Syahrizal, saat dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut. Menurutnya, berdasarkan informasi dari warga sekitar, peristiwa terjadi tak lama setelah korban keluar dari jamban di pinggir perairan.
“Korban diduga hendak kembali ke rumah usai buang air besar. Tiba-tiba muncul buaya dan langsung menerkamnya. Dari kesaksian warga, buaya yang terlihat saat itu lebih dari satu ekor,” ungkap Rory, Senin (16/6/25).
Namun, ia menyebutkan bahwa warga awalnya belum dapat memastikan apakah korban yang diterkam adalah Ayong, karena kejadian berlangsung cepat dan kondisi malam yang minim penerangan.
“Situasi malam itu cukup gelap, jadi identifikasi korban sempat belum jelas. Tapi setelah dilakukan pengecekan dan tidak ditemukannya di rumah, dugaan kuat mengarah ke korban serangan tersebut,” jelasnya.
Hingga hari kedua pascakejadian, proses pencarian masih terus dilakukan. Tim gabungan yang terdiri dari personel BPBD/Damkar Kecamatan Pulau Derawan, TNI AL, TNI AD, Polri, serta dibantu oleh warga sekitar, menyisir kawasan muara Kasai yang diduga menjadi lokasi serangan.
“Pencarian dilakukan secara intensif dari semalam hingga hari ini. Fokus saat ini adalah area muara Kasai karena di situ diduga buaya terakhir terlihat,” katanya.
Dari hasil pencarian ini, Rory menyebut bahwa pihaknya bersama tim gabungan belum mendapatkan korban. Sehingga, pencarian akan dilanjutkan kembali keesokan harinya.
“Sampai hari kedua ini, kami dan tim gabungan baru menemukan pakaian korban, yakni baju dan celana korban,” bebernya.
Pihaknya pun akan terus memantau kondisi lapangan dan mengimbau warga untuk meningkatkan kewaspadaan saat beraktivitas di sekitar perairan.
“Kami minta masyarakat, khususnya yang tinggal di bantaran sungai atau muara, untuk sementara tidak beraktivitas di air pada malam hari. Ini demi keselamatan bersama,” kuncinya. (*/)
Penulis: Muhammad Izzatullah
Editor: Desy Warseto