TANJUNG REDEB, PORTALBERAU – Pemerintah Kabupaten Berau terus mempercepat pembentukan koperasi di tingkat kampung dan kelurahan sebagai bagian dari program nasional Koperasi Merah Putih. Hingga awal Juni ini, tercatat 34 koperasi telah resmi berbadan hukum. Namun, jumlah tersebut masih jauh dari target pembentukan koperasi di seluruh wilayah administratif Berau.
Kepala Bidang Koperasi dan UMKM Diskoperindag Berau, Hidayat Sorang, mengungkapkan bahwa legalisasi koperasi merupakan syarat utama untuk dapat bergabung dalam sistem Koperasi Merah Putih. Program ini akan dideklarasikan secara nasional bertepatan dengan Hari Koperasi pada 12 Juli mendatang.
“Setiap kampung dan kelurahan diminta segera menyelenggarakan musyawarah, membuat akta notaris, dan mendaftarkan koperasi mereka. Tanpa proses itu, mereka tidak bisa masuk dalam basis data nasional,” kata Hidayat, Kamis (12/6/25).
Ia menjelaskan, meski beberapa wilayah sudah menunjukkan progres positif seperti di Segah dan Tabalar masih banyak kampung yang belum memulai proses pembentukan. Untuk mendorong percepatan, surat edaran telah dikirimkan melalui Sekretariat Kabupaten ke seluruh kepala kampung.
Diskoperindag sebelumnya telah menggelar sosialisasi secara daring, namun pelaksanaannya terkendala oleh keterbatasan jaringan. Dari 110 kampung dan kelurahan yang diundang, hanya 39 yang berhasil mengikuti Zoom meeting. Akhirnya, jalur tatap muka dipilih sebagai alternatif utama.
“Kami pindahkan kegiatan ke Tanjung Redeb agar lebih efektif dan efisien dari sisi biaya dan jangkauan,” jelas Hidayat.
Saat ini, proses pendampingan teknis dibagi antara dua instansi: DPMK mendampingi pembentukan koperasi di kampung, sedangkan Diskoperindag fokus pada wilayah kelurahan.
Hidayat juga menekankan pentingnya pelaporan progres pembentukan koperasi ke sistem Koperasi Merah Putih. Ditamhkannya, jikalau tidak melakukan pelaporan, koperasi tidak akan tercatat secara nasional.
“Ini bukan sekadar formalitas, tapi menyangkut akses terhadap program pemerintah ke depan,” tegasnya.
Ia berharap koperasi yang terbentuk tidak hanya jadi simbol seremonial, melainkan menjadi motor penggerak ekonomi berbasis kebersamaan di tiap kampung. (*/)
Penulis : Muhammad Izzatullah
Editor : Dedy Warseto