SEGAH, PORTALBERAU – Banjir besar yang melanda Kampung Long Ayap, Kecamatan Segah, menyebabkan banyak rumah warga tergeser bahkan terbawa arus.
Tak hanya rumah warga, dua tempat ibadah, yakni gereja, juga ikut hanyut. Begitu pula dengan kendaraan-kendaraan milik warga.
Kejadian ini menjadi bencana banjir terbesar dalam sejarah kampung tersebut dan menjadikan relokasi sebagai salah satu opsi solusi.
Salah satu warga yang rumahnya berpindah tempat, Mateus Aljiu, menyampaikan bahwa pertanda banjir telah muncul sejak pukul 03.00 Wita, kemudian tingginya air dan hujan deras terjadi sekitar pukul 06.00 WITA pada Selasa (27/5/25) lalu.
“Awalnya air hanya naik di bawah kolong rumah warga. Kemudian sekitar pukul 08.00–10.00, air naik cukup tinggi. Lalu pada pukul 13.00, air sudah mencapai atap rumah,” ujarnya saat ditemui.
Tingginya air dan derasnya arus pada siang hari membuat rumah Mateus Aljiu yang telah ditempati sejak 2014 tergeser dan mengalami kerusakan parah.
“Saat rumah saya berpindah tempat, tinggi air sekitar 6 meter. Di dalam rumah ada saya dan ibu. Setelah mengevakuasi ibu ke dataran lebih tinggi, barulah saya kembali untuk menyelamatkan barang-barang yang masih tersisa,” terang Mateus.
Dengan kejadian ini, ia berharap seluruh masyarakat bisa saling membantu karena bencana ini datang secara tiba-tiba.
“Kami akan mencoba membangun kembali rumah kami secara perlahan di dataran yang lebih tinggi, karena kami sudah tidak ingin tinggal di lokasi yang sekarang,” jelasnya.
Melihat kondisi tersebut, Kepala Kampung (Kakam) Long Ayap, Jemi, mengatakan bahwa saat ini warga hanya bisa mengecek dan membersihkan rumah yang tersisa, meskipun tidak banyak barang yang bisa diselamatkan.
Ia juga menyebut bahwa pihaknya bersama warga telah menyiapkan lahan untuk pembangunan rumah masyarakat, rumah ibadah, dan fasilitas lainnya.
Langkah ini diambil karena banyak rumah yang rusak bahkan hanyut, dan agar warga Kampung Long Ayap merasa lebih aman dalam menjalani aktivitas.
“Luas lahan sekitar 150 hektare dan berlokasi sekitar 1 km dari Balai Kampung. Terdapat pula lahan sekitar balai sebanyak 71 petak,” katanya.
Menurutnya, yang dibutuhkan kini adalah bantuan berupa material bangunan atau pembangunan rumah layak huni dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau.
Terlebih, saat meninjau kondisi pascabanjir, Bupati Berau Sri Juniarsih berkomitmen akan membangun kembali rumah dan fasilitas yang rusak.
“Besar harapan kami agar apa yang disampaikan Pemkab Berau bisa terealisasi, dan hal ini akan kami kawal,” ungkapnya.
Sementara itu, Bupati Berau Sri Juniarsih Mas menyatakan bahwa jumlah warga terdampak mencapai 72 Kartu Keluarga (KK), dan tidak banyak rumah yang selamat, sehingga kondisinya sangat memprihatinkan.
“Untuk relokasi, Alhamdulillah Kakam memiliki lahan. Maka kami akan mempersiapkan pembangunan,” ujar orang nomor satu di Kabupaten Berau itu.
Ia menambahkan bahwa pihaknya akan membangun kembali seluruh fasilitas, mulai dari rumah warga, gereja, hingga tempat ibadah lainnya di kampung tersebut agar masyarakat bisa kembali menjalani aktivitas sehari-hari secara normal.
“Kami memiliki program unggulan, yakni pembangunan Rumah Layak Huni (RLH). Melalui program itulah pembangunan akan dilaksanakan saat relokasi,” terang Sri. (*/)
Penulis: Muhammad Izzatullah
Editor: Ikbal Nurkarim