TANJUNG REDEB, PORTALBERAU– Warga Kampung Mapulu, Kecamatan Kelay, Kabupaten Berau saat ini harus menghadapi keterisolasian setelah satu-satunya jembatan penghubung ke Kampung Panaan mengalami kerusakan berat.
Jembatan sepanjang 12 meter tersebut hanyut diterjang banjir besar akibat tingginya curah hujan pada April lalu, yang menyebabkan Sungai Kelay meluap dan arus air mengikis struktur jembatan Bailey yang ada.
Kondisi ini langsung mendapat perhatian serius dari Pemkab Berau.
Dalam kesempatannya, Wakil Bupati Berau, Gamalis, yang meninjau langsung lokasi kerusakan pada Senin (27/5/25) kemarin menegaskan bahwa perbaikan jembatan masuk dalam agenda prioritas Pemkab.
“Kerusakan ini bukan persoalan kecil. Ada lebih dari 100 jiwa atau 34 kepala keluarga di Kampung Mapulu yang kini terisolasi. Perbaikan harus segera dilakukan karena jembatan ini satu-satunya akses darat mereka,” tegas Gamalis di sela kunjungannya.
Lanjutnya, Kampung Mapulu sendiri merupakan wilayah yang tengah berkembang, dan sebelumnya telah mengalami relokasi administratif dari posisi lama ke lokasi yang saat ini berbatasan langsung dengan Kampung Panaan.
Ia menyebut, sejumlah fasilitas dasar seperti air bersih, listrik, dan akses pendidikan telah terpenuhi, kecuali kini terganjal pada akses darat yang terputus.
Menurut Gamalis, jembatan tersebut masih dapat dimanfaatkan jika struktur lama bisa diperbaiki.
Namun, ada kemungkinan pembangunan jembatan baru akan dipertimbangkan, terutama terkait lokasi dan elevasi yang lebih aman dari ancaman banjir berulang.
“Struktur jembatan yang hanyut memang masih ada di bawah. Kita akan evaluasi apakah bisa direkonstruksi atau harus dibangun ulang,” ungkapnya.
“Dalam APBD perubahan, anggarannya sudah dialokasikan. Tinggal kita tentukan teknis pelaksanaannya,” sambungnya.
Selain itu, pemindahan lokasi jembatan ke titik yang lebih tinggi juga menjadi opsi yang tengah dikaji. Saat banjir besar, ketinggian air di lokasi saat ini mencapai 12 meter, menyebabkan jembatan sepenuhnya tenggelam.
“Kita tidak ingin kejadian serupa terulang. Makanya lokasi juga akan kita tinjau kembali, mencari posisi yang lebih aman dan tidak rawan banjir. Yang pasti, ini menjadi tanggung jawab bersama untuk segera ditangani,” kuncinya.
Warga Mapulu kini hanya bisa berharap agar akses vital tersebut segera dipulihkan.
Selain untuk mobilitas harian, jembatan ini juga sangat dibutuhkan dalam kondisi darurat seperti evakuasi medis atau distribusi logistik ke wilayah yang belum sepenuhnya terhubung secara permanen. (*/)
Penulis: Wahyudi
Editor: Ikbal Nurkarim