TANJUNG REDEB, PORTALBERAU – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Berau terus mengambil langkah cepat dalam merespons dampak kesehatan akibat banjir yang kembali melanda sejumlah wilayah.
Kepala Dinkes Berau, Lamlay Sarie, menyampaikan bahwa fokus utama saat ini adalah mengantisipasi penyakit yang kerap muncul setelah banjir, seperti gatal-gatal, diare, demam, hingga Demam Berdarah Dengue (DBD).
“Setelah banjir, biasanya akan muncul tren penyakit tertentu seperti diare, DBD, hingga malaria. Ini yang menjadi perhatian utama kami,” ujarnya, jum’at (9/5/25).
Ia menambahkan, sejumlah tantangan turut dihadapi tim medis di lapangan, termasuk petugas di Puskesmas Pembantu (Pustu) yang turut terdampak banjir dan terpaksa mengungsi.
“Contohnya di Merabu, petugas kami harus meninggalkan lokasi karena fasilitas pustu juga kebanjiran,” ungkap Lamlay.
Menurutnya, di masa pancaroba seperti saat ini, kasus penyakit kulit menjadi yang paling dominan, terutama karena keterbatasan akses air bersih.
“Keluhan kulit sangat sering ditemui, apalagi ketika masyarakat kesulitan mendapatkan air bersih,” tambahnya.
Meski begitu, sistem pemantauan kesehatan atau surveilans tetap berjalan aktif. Tim dari Dinkes terus memantau perkembangan penyakit secara real-time, didukung pendataan dari puskesmas induk hingga ke pustu-pustu.
“Pemantauan terus dilakukan selama 24 jam oleh petugas surveilans kami,” kuncinya. (*/)
Penulis : Muhammad Izzatullah
Editor : Dedy Warseto