TANJUNG REDEB, PORTALBERAU– Harga komoditas cabai di Kabupaten Berau mengalami lonjakan signifikan dalam beberapa pekan terakhir.
Kepala Dinas Pangan Berau, Rakhmadi Pasarakan, mengungkapkan bahwa fluktuasi ini merupakan imbas dari cuaca ekstrem serta keterlambatan distribusi pasokan dari luar daerah.
Dijelaskannya, harga cabai keriting di awal Maret 2025 masih berada pada kisaran Rp 40 ribu per kilogram. Namun, menjelang akhir bulan, harganya melonjak drastis hingga menyentuh Rp 140 ribu per kilogram di pasaran.
“Untuk komoditas cabai, pergerakan harganya memang cepat. Salah satu penyebab utama kenaikan ini adalah faktor cuaca, yang sangat memengaruhi hasil panen dan pasokan. Saat pasokan terganggu, otomatis harga naik,” ungkap Rakhmadi.
Lanjutnya, Berau saat ini memang masih sangat bergantung pada pasokan cabai dari luar daerah. Produksi lokal belum mampu mencukupi kebutuhan harian masyarakat, sehingga ketika distribusi dari daerah penghasil mengalami kendala, dampaknya langsung terasa di pasar-pasar Berau.
Selain cabai keriting, harga cabai rawit juga sempat menanjak tajam. Saat Ramadan lalu, harga cabai rawit mencapai Rp 150 ribu per kilogram, sebelum akhirnya turun perlahan menjadi sekitar Rp 130 ribu.
Diakuinya, untuk menekan lonjakan harga di masa depan dan mengurangi ketergantungan terhadap pasokan luar, Dinas Pangan Berau mengambil langkah strategis melalui program pemberian bibit cabai kepada masyarakat.
“Di tahun ini, kami kembali menyiapkan program pembagian bibit cabai melalui ABT 2024. Bibit ini akan dibagikan langsung ke RT-RT agar masyarakat bisa menanam cabai sendiri di pekarangan rumah,” ujarnya .
Menurutnya, dengan masyarakat ikut menanam cabai secara mandiri, setidaknya bisa menjadi solusi sementara untuk kebutuhan rumah tangga dan menekan ketergantungan terhadap pasar.
Rakhmadi juga menuturkan bahwa menstabilkan harga cabai bukanlah hal yang mudah. Selain karena cuaca dan distribusi, cabai adalah komoditas yang cepat rusak sehingga tidak bisa disimpan lama.
“Harga cabai sangat fluktuatif, hari ini bisa naik, besok bisa turun. Maka dari itu, salah satu solusi paling realistis adalah menanam sendiri. Kami terus dorong kesadaran ini ke masyarakat,” terangnya.
Dirinya menambahkan dengan dukungan masyarakat dan upaya berkelanjutan dari pemerintah, diharapkan fluktuasi harga cabai dapat lebih terkontrol di masa mendatang.
“Semoga cuaca bisa membaik dan harga komoditas cabai ini bisa stabil kembali,” kuncinya. (*/)
Penulis: Wahyudi
Editor: Ikbal Nurkarim