TANJUNG REDEB, PORTALBERAU– Endapan lumpur yang menumpuk di saluran drainase menjadi salah satu penyebab utama banjir di wilayah perkotaan Berau.
Kondisi ini diperburuk dengan tingginya curah hujan, yang menyebabkan air tidak dapat mengalir dengan lancar ke sungai.
Menanggapi hal ini, Bupati Berau, Sri Juniarsih Mas, menekankan pentingnya penanganan segera terhadap masalah drainase yang tersumbat.
Bupati menyatakan bahwa meskipun faktor alam seperti curah hujan berkontribusi terhadap banjir, kondisi drainase yang dipenuhi lumpur dan sampah justru memperparah situasi.
Sebagai langkah konkret, Sri menginstruksikan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) serta Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) untuk segera membersihkan serta mengeruk sedimentasi di saluran drainase.
Selain itu, ia meminta agar sampah yang menyumbat aliran air segera ditangani.
“Saya meminta seluruh kelurahan di Kecamatan Tanjung Redeb untuk memastikan tidak ada drainase yang tertutup oleh rumput atau sampah,” ujarnya.
“Masalah ini sebenarnya juga berkaitan dengan kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan. Kita harus membiasakan hidup bersih agar saluran air tetap lancar,” sambungnya.
Selain membersihkan drainase, Sri juga meminta DPUPR untuk memastikan proyek-proyek pembangunan di Berau tidak menghambat saluran air.
Ia menegaskan bahwa setiap proyek, baik yang berasal dari anggaran pusat maupun provinsi, harus memperhatikan dampaknya terhadap sistem drainase di daerah tersebut.
“Jangan sampai proyek infrastruktur justru menyebabkan tersumbatnya saluran air, sehingga masyarakat yang menjadi korban,” tegasnya.
Sebagai bagian dari upaya jangka panjang, Sri Juniarsih Sri juga mendorong seluruh kelurahan untuk kembali mengaktifkan program Jumat Bersih.
Kata dia, program ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan, terutama di sekitar saluran drainase.
Di sisi lain, DLHK diminta untuk terus mengedukasi masyarakat terkait pengelolaan sampah.
Masyarakat diimbau untuk lebih bertanggung jawab dalam memilah dan mengolah sampah, seperti memanfaatkan sampah organik sebagai pupuk dan menjual sampah plastik ke bank sampah.
“Peran lurah dan ketua RT sangat penting dalam mengedukasi warganya tentang pengelolaan sampah. Jika kesadaran ini tumbuh sejak dini, maka kebiasaan hidup bersih akan semakin mudah diterapkan,” tutupnya.
Sementara itu, Kabid Sumber Daya Air DPUPR Berau, Hendra Pranata, mengungkapkan bahwa sedimentasi terjadi di beberapa titik, termasuk di kawasan Jalan Gunung Panjang dan beberapa daerah aliran sungai (DAS) yang terdampak akibat penutupan lahan dan faktor lainnya.
Menurutnya, pihak DPUPR telah melakukan uji coba menggunakan mesin penyedot lumpur untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Namun, ia mengungkapkan bahwa di beberapa lokasi, sedimentasi tidak hanya berupa lumpur, tetapi juga batu kerikil yang keras, sehingga penggunaan mesin penyedot lumpur perlu dipertimbangkan agar tidak merusak alat.
“Kami berencana melakukan normalisasi drainase secara manual terlebih dahulu di titik-titik yang mengalami endapan parah. Setelah itu, jika diperlukan, baru kita gunakan mesin penyedot lumpur,” jelasnya.
Hendra juga menambahkan bahwa meskipun pengadaan mesin penyedot lumpur sedikit terlambat, pihaknya tetap berupaya menangani genangan yang terjadi di beberapa titik.
“DPUPR juga terbuka untuk berdiskusi dan berkoordinasi guna memastikan masalah banjir dapat diatasi dengan solusi yang tepat,” kuncinya. (*/)
Penulis: Wahyudi
Editor: Ikbal Nurkarim