TELUK BAYUR, PORTALBERAU- Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) tingkat Kecamatan Teluk Bayur telah digelar dengan menghasilkan 452 usulan dari dua kelurahan dan empat kampung yang ada di kecamatan tersebut.
Berbagai aspirasi masyarakat, terutama terkait infrastruktur dan layanan publik, menjadi perhatian utama dalam forum tahunan ini.
Camat Teluk Bayur, Edi Baskoro, menegaskan bahwa Musrenbang merupakan wadah penting dalam menampung serta menjaring aspirasi masyarakat yang ada di kelurahan dan kampung.
“Musrenbang ini adalah forum strategis bagi masyarakat untuk menyampaikan kebutuhan dan aspirasi mereka, khususnya di Kecamatan Teluk Bayur,” ujarnya.
Lanjutnya, dari hasil musyawarah, ada empat usulan prioritas yang pihaknya ajukan dari pemerintah kecamatan. yaitu pembangunan kantor kecamatan, penataan kolam kecamatan, pemagaran keliling kantor camat, serta pengadaan posko pemadam kebakaran yang hingga saat ini masih menumpang di kecamatan lain.
Selain itu dalam Musrenbang kali ini, Kelurahan Teluk Bayur mencatat 42 usulan, yang mayoritas berfokus pada perbaikan drainase, normalisasi gorong-gorong peninggalan Belanda, serta peningkatan pengaspalan jalan yang lebih ramah bagi pengendara sepeda.
Sementara itu, Kelurahan Rinding mencatat jumlah usulan tertinggi dengan 218 usulan. Di antaranya adalah perbaikan drainase yang selama ini menjadi keluhan warga, perbaikan Jalan Cut Nyak Dien yang rusak parah akibat lalu lintas truk besar, serta renovasi Gedung Kelurahan Rinding yang dinilai sudah seharusnya dilakukan.
Dari Kampung Labanan Makmur, terdapat 66 usulan, termasuk peningkatan akses jalan ke Mangga Besar dan Jalan Kelengkeng di RT 2. Kampung Labanan Jaya mengajukan 43 usulan yang sebagian besar berkaitan dengan sektor pendidikan dan infrastruktur dasar.
“Kami sangat berharap ada perhatian lebih untuk fasilitas pendidikan di Labanan Jaya. PAUD yang baru kami bentuk masih minim sarana, begitu juga dengan Madrasah Aliyah yang kekurangan fasilitas,” ungkapnya.
Selain itu, warga Labanan Jaya juga mengeluhkan kondisi jalan provinsi yang nyaris putus di daerah Tangap dan Lamin. Mereka juga menyoroti kurangnya tenaga dokter di Puskesmas setempat, yang menyebabkan layanan kesehatan tidak beroperasi 24 jam.
“Warga kami sampai berniat menggelar aksi ke kabupaten karena Puskesmas tidak buka 24 jam. Ini akibat kekurangan tenaga medis, khususnya dokter,” ujarnya.
Dari Kampung Tumbut Melayu, terdapat 25 usulan, termasuk pengaspalan jalan poros menuju Meraang sepanjang 5 km serta semenisasi jalan di daerah tersebut.
Kampung Labanan Makarti turut mengajukan 53 usulan, dengan fokus utama pada penyelesaian proyek lapangan sepak bola yang mangkrak sejak 2024 serta pengaspalan jalan sepanjang 400 meter.
“Jalan dari Labanan Makarti menuju Segah juga semakin rusak, meskipun kami tidak mengusulkannya secara resmi, tetapi ini perlu menjadi perhatian,” ucapnya.
Menanggapi berbagai usulan yang disampaikan, perwakilan Dinas Pekerjaan Umum (PU) memastikan bahwa beberapa proyek perbaikan jalan dan drainase akan mulai direalisasikan pada 2025.
“Beberapa usulan dari kelurahan dan kampung sudah kami kaji dan akan mulai dikerjakan tahun depan. Untuk penanganan drainase di Kelurahan Teluk Bayur, kami telah melakukan survei dan akan segera ditindaklanjuti. Sementara di Kelurahan Rinding, Jalan HARM Ayoeb sudah masuk dalam program berkelanjutan dan akan dikerjakan pada 2025,” beber Kabid SDA DPUPR Berau, Hendra.
Ia juga menyoroti masalah genangan air di Rinding yang disebabkan oleh banyaknya pembukaan lahan tanpa penghijauan kembali.
“Kita perlu memikirkan kembali penghijauan di daerah ini untuk mengurangi dampak genangan air,” katanya.
Selain itu, ia menjelaskan bahwa salah satu faktor utama kerusakan jalan di kabupaten adalah beban kendaraan berat yang melebihi kapasitas.
“Jalan di kabupaten ini sebenarnya memiliki kualitas yang baik, tetapi batas beban maksimalnya hanya 8 ton. Jika dilewati truk-truk besar dengan beban berlebih, tentu akan cepat rusak,” kuncinya. (*/)
Penulis: Wahyudi
Editor: Dedy Warseto